Setiap orang yang mengamati timbul tenggelamnya peradaban manusia di panggung sejarah akan mengetahui suatu peradaban tiada tegak bangunannya melainkan diawali pondasi tentang falsafah kehidupan. Falsafah kehidupan inilah yang akan menjadi haluan dan corak bangunan peradaban yang tegak diatasnya. Bagi generasi yang hidup di era abad 20 hingga menjelang akhir. Kita bisa menyaksikan drama persaingan antar 2 kutub peradaban besar yang saling berusaha mengungguli satu sama lain yaitu peradaban blok timur yang dipimpin Uni Soviet dan blok barat yang dikomandoi oleh Amerika Serikat. Seiring perjalanan sejarah blok timur akhirnya runtuh pada tahun 1991 yang ditandai bubarnya komandan mereka yaitu Uni Soviet hingga menjelma-lah blok barat pimpinan Amerika Serikat menjadi penguasa tunggal dunia. Bahkan hingga kini, dominasi barat amat mencengkram hampir semua sisi kehidupan di planet bumi tak terkecuali negeri-negeri muslim baik secara ekonomi moneter, politik, budaya bahkan hingga propaganda media massa.
Blok timur adalah suatu peradaban yang berhaluan komunis sedangkah blok barat berhaluan Liberalisme. Dua peradaban besar tadi, adalah hasil pemikiran para tokoh-tokohnya tentang falsafah kehidupan. Menurut seorang pemikir Islam Taqiyuddin An Nabhani, peradaban tumbuh akibat hasil pemikirannya tentang 3 pertanyaan kehidupan mendasar sebagai berikut :
- Darimana manusia berasal ?
- Untuk apa manusia hidup ?
- Akan kemanakah manusia setelah hidupnya nanti ?
Peradaban blok timur komunis dibangun diatas pondasi falsafah materialisme, melalui tokoh-tokoh dan para pemikirnya mereka memiliki pandangan terhadap 3 pertanyaan tadi bahwa manusia berasal dari materi, hidup hanya untuk menghasilkan materi, dan suatu saat manusia akan kembali menjadi materi. Kaum komunis menafikan adanya fakta penciptaan alam semesta ini termasuk manusia. Tokoh yang amat terkenal yang menjadi inspirasi kaum komunis diantaranya adalah Charles Darwin dan Karl Marx. Falsafah materialisme inilah yang menjadi landasan pokok kekuatan blok timur dibangun. Mereka hidup diatas pondasi ini, berbudaya, berpolitik, berekonomi hingga bernegara. Kehidupan mereka dihabiskan hanya untuk hal yang sifatnya memproduksi materi . Wajar saja mereka berperikehidupan seperti itu sebab mereka yakin bahwa mereka berasal dari materi, hidup untuk mengumpulkan materi dan mati akan kembali kepada materi. Mereka meyakini bahwa keberadaan alam adalah siklus materi, tak ada sang Pencipta apalagi pertanggung jawaban dihadapan sang Pencipta kelak. Sehingga manusia bebas berbuat, bebas berkehendak sesuai dengan apa yang ia mau.
Peradaban ini telah meninggalkan kehancuran yang luar biasa bagi umat manusia. Menurut Harun Yahya dalam film dokumenternya yang berjudul “Jejak berdarah komunisme” dibawah tangan besi Joseph Stalin, puluhan juta orang tewas di Uni Soviet akibat kerja paksa kebijakan pemerintahannya. Begitupun di Republik Rakyat China dibawah kepemimpinan Mao Zedong. Hal demikian wajar saja sebab mereka berpandangan bahwa manusia dianggap tak berharga karena tak ubahnya seperti seonggok gumpalan materi yang tidak dibebankan kewajiban dan tanggung jawab. Manusia tak ubahnya seperti mesin bergerak yang hidup untuk bekerja, bekerja dan bekerja menghasilkan materi. Kemuliaan manusia diukur dari seberapa banyak ia mampu menghasilkan kreasi materi. Dan alhamdulillah, blok timur dengan falsafah materialisme sesatnya telah runtuh secara bangunan meskipun barangkali bibit-bibit pemikirannya masih ada. Semoga segera punah !
Lain blok timur, lain halnya dengan blok barat yang berhaluan liberalisme, blok barat dalam memandang 3 pertanyaan mendasar tersebut tidak menafikan adanya sang Pencipta yang telah menjadikan alam semesta ini termasuk manusia. Tetapi, sang Pencipta hanyalah bertugas menciptakan dan manusia kelak setelah hidup akan kembali kepada Penciptanya namun tanpa ikatan pertanggung-jawaban yang jelas. Sang Pencipta hanyalah menciptakan, tak berhak mencampuri kehidupan manusia. Cukuplah pengabdian manusia kepada sang Pencipta hanya ditempat ibadah saja dan urusan individu masing-masing. Urusan berpolitik, berekonomi, bermasyarakat dan berkepemimpinan menjadi kehendak bebas manusia. Atas dasar paham inilah lahir konsep hidup demokrasi, sekulerisme, nasionalisme dll.
Paham ini sangat menjunjung kebebasan individu atau kelompok berdasarkan hasil pikirannya meskipun dengan itu harus menginjak harga diri dan kehormatan orang lain. Lihatlah, penghisapan suatu bangsa atas bangsa lainnya lewat proyek imperialisme dan kolonialisme dengan cengkraman ekonomi, politik bahkan militer. Kebebasan individu membawa dampak hukum rimba, yang kuat semakin kuat memangsa yang lemah. Bahkan Laporan Oxfam menyebutkan bahwa pada tahun 2016 setengah kekayaan dunia akan dimonopoli oleh 1 persen dari orang-orang terkaya dunia. Bayangkan saja, 99% penduduk bumi harus memperebutkan 50% sisanya. Peradaban ini telah menimbulkan kesenjangan yang luar biasa dzalim sekelompok manusia terhadap manusia lainnya. Asas untung rugi tanpa memperhatikan kemaslahatan bersama telah menimbulkan kerusakan dan pertumpahan darah dimana-mana. Lihat juga contoh kasus terbaru Charlie Hebdo, kebebasan berekspresi yang diagung-agungkan meskipun harus menyakiti perasaan 1 miliar lebih penduduk bumi yang beragama Islam.
Kini, blok barat diambang keruntuhan. Paham kebebasan yang dijunjungnya telah membawa konsekuensi krisis ekonomi yang menggurita, degradasi moral yang parah. Blok Barat akan segera kehilangan legitimasinya untuk tetap memimpin dunia. Bahkan Paus Fransiskus dalam pidatonya menyatakan Eropa sekarang terlihat seperti orang tua yang renta dan lusuh. Lantas, setelah runtuhnya blok Timur dan diambang keruntuhannya blok barat. Peradaban apakah yang layak memimpin dunia ?
Sebenarnya masih ada 1 Peradaban Besar yang sedang “terlelap tidur” dengan segenap potensinya untuk memimpin dunia. Ya, peradaban itu adalah Islam. Peradaban ini sangat unik karena bersumber dari ajaran klasik yang diwahyukan Allah kepada nabi Muhammad S.A.W 1400 tahun yang lalu. Jika para pemikir blok timur dan barat telah bekerja keras mengungkap jati diri manusia dengan menjawab 3 pertanyaan mendasar tadi. Allah melalui AlQur’an telah menerangkan secara jelas kepada umat Islam bahwa manusia berasal dari sang Pencipta, diciptakan untuk menderma baktikan hidupNya kepada sang Pencipta dan akan kembali kepada Sang Pencipta untuk mempertanggung jawabkan amal baktinya selama hidup. Sebagaimana firmanNya :
“Maka apakah kamu mengira kami menciptakan kamu untuk main-main saja (tanpa ada maksud), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada kami (untuk diminta pertanggungjawaban)” (Q.S. Al Mukminuun : 115)
“Wahai sekalian bangsa manusia, baktilah km kpd Tuhanmu, yg telah mnciptakanmu dan org2 sebelum kamu agar kamu semata2 takut kpdnya (takwa)”. (Q.S Al Baqarah : 20)
Islam mengajarkan, segala yang ada di alam semesta ini berikut susunannya yang rapi, sistematis dan harmonis tidaklah mungkin terjadi secara kebetulan melainkan ada sang Pencipta yang Maha Jenius yang telah merancang dan mengadakannya. Jika manusia tetap ingkar terhadap Penciptaan, bahkan Allah dalam AlQur’an menantang manusia untuk menciptakan meskipun hanya seekor lalat. Makhluk sederhana yang sering kita anggap hina. Tak ada yang patut kita sombongkan. Allah telah menciptakan manusia untuk diberi beban tugas dan tanggung jawab untuk patuh mengabdi kepadaNya saja. Islam mengajarkan manusia agar tidak hanya sujud didalam masjid saja namun bersujud dalam arti sebenarnya didalam realita kehidupan terhadap undang-undang sang Pencipta, kepada syariatNya secara menyeluruh sebagaimana alam semesta ini telah menginspirasi akal kita untuk selalu patuh berserah diri kepada sang Pemilik kerajaan Langit dan Bumi.
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah lah mereka dikembalikan”. (Q.S Ali Imran : 83)
Islam mempunyai pandangan hidup yang sangat agung dibanding komunisme atau liberalisme. Tapi kita patut mohon ampun kepadaNya karena telah melalaikannya dan berpaling dari Islam, malah mengekor cara hidup mereka baik blok timur ataupun barat. Pantaslah jika kita diliputi kehinaan dan ketertindasan dimana-mana. Islam mengajarkan bahwa jika manusia ingin bahagia dan tidak ingin binasa, maka harus hidup sesuai aturanNya, terikat terhadap syariatNya. Dan berjuang melaksanakan amanahnya yaitu mengembalikan sistem hidup Islam untuk mengatur kehidupan manusia diatas bumi Allah ini.
Jika umat Islam bersungguh-sungguh komitmen terhadap jalan hidupnya. Insya Allah akan kembali berjaya di muka bumi menggantikan peradaban blok timur dan barat seperti dahulu ketika nabi Muhammad memimpin umatnya mengungguli dua imperium besar yaitu kekaisaran Byzantium dan kerajaan persia. Namun jika kita berpaling, Islam akan tetap berjaya dan Allah akan mengganti kita dengan generasi yang akan menjayakan Islam dimuka bumi. Menjadikan kita sebagai generasi yang tersingkirkan. Wallahua’lam
“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan Dien yang benar untuk dimenangkanNya atas segala Dien, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai”
[Q.S At Taubah : 33]