Gerakan kudetanya tentu bukan dengan mengirimkan truk-truk penuh tentara Tjakra bersenjata ke rumah-rumah para jenderal kala hari masih gelap, tapi cara kudetanya adalah dengan cara ala milenial: menyuap pejabat atau penguasa dengan uang plus perempuan muda nan cantik. Senjatanya adalah uang dan perempuan muda dan cantik. Contoh kecilnya, jika bagian dari komplotan komunis milenial membangun menara apartemen, maka mereka akan menghadiahkan beberapa unit kamar apartemen paling mahalnya kepada para pejabat negara yang disasar, lengkap dengan perabotan serta perempuan muda yang bisa dianggap sebagai isteri atau budak atau terserah dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.
Enam jenderal yang menjadi korban tentu bukan para pahlawan revolusi seperti Jend. Ahmad Yani dan lainnya, tapi mereka-mereka yang disasar dan ditarget komplotan komunis milenial adalah mereka yang terus-menerus melawan penguasa dengan segala kebijakannya. Para aktivis kemanusiaan, ustadz dan ulama, itu merupakan korban dari komunis milienial.
Plot dari film G30S/PKI Milenial bisa dimuali dari kongkalikong pejabat negeri ini dengan para pengusaha Cina dalam menggolkan BLBI yang ratusan triliun rupiah tersebut. Kemudian terjadi aksi maling besar-besaran, menyelundupkan uang rupiah ke Singapura dalam bentuk fisik dalam kontener-kontener besar ke Singapura lewat laut yang dijaga komplotannya “Kol. Untung Milenial”.
Lalu terjadi krisis dan muncul gerakan reformasi yang ternyata ditunggangi oleh mereka-mereka juga yang kemudian setelah berkuasa malah lebih gila ketimbang rezim Orde Baru. Dan seterusnya, dan seterusnya….
Coba bayangkan, alangkah menariknya jika benar dibuat film G30S/PKI Milenial ini! Film “The New Rulers of the World”nya John Pilger bakal lewat! Apalagi sekelas film “Rayuan Pulau Palsu” dan sebagainya.
Kepada para produser, ayo kita dukung usulan dari Pak Jokowi yang benar-benar jenius ini. Siap? [M. Ahmad A.]