Sejumlah media mainstream sempat memberitakan bahwa kelompok Mujahidin Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) yang kini berubah menjadi Daulah Khilafah Islamiyah mengancam meledakkan candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Media seperti Sindonews.com bahkan secara jelas menuding Ustadz Hartono Ahmad Jaiz di balik ancaman tersebut tanpa melakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan.
“Para pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia ingin menghancurkan sejumlah candi yang ada di Indonesia, salah satunya Candi Borobudur. Hal itu terunkap dalam sebuah tulisan di laman Facebook “We Are All Islamic State”.
“Inshaa Allah, akan dihancurkan oleh Mujahidin Khilafah Islamiyah !!!” tulis Hartono Ahmad Jaiz, seorang pendukung ISIS di Indonesia,” demikian tertulis dalam laman situs Sindo pada Sabtu (16/8/2014).
Kemudian, Tribunnews.com juga mengaitkan tulisan Ustadz Hartono Ahmad Jaiz dalam ancaman mengahncurkan Candi Borobudur yang dipublish sebuah Fan Page Facebook bernama “We Are Islamic State”.
Sementara itu media mainstream lainnya seperti Detik.com, Viva.co.id, Metro TV dan lainnya juga turut memberitakan ancaman tersebut.
Klarifikasi Ustadz Hartono Ahmad Jaiz
Untuk diketahui, sumber pemberitaan adanya ancaman peledakan candi Borobudur berasal dari sebuah status Fan Page jejaring sosial Facebook bernama “We Are Islamic State” pada tanggal 15 Agustus 2014.
“Insya Allah akan dihancurkan oleh Mujahidin Khilafah Islamiyah!!!” demikian kutipan status tersebut sembari memuat artikel berjudul “Proyek Patung-patung di Indonesia Penghamburan Dana Demi Menabung Dosa” yang ditulis oleh Ustadz Hartono Ahmad Jaiz.
Setelah menelusuri jejaring Facebook, halaman Fan Page itu kini sudah dihapus oleh admin jejaring sosial tersebut.
Anehnya, sejumlah media mainstream yang seharusnya bersikap profesional dalam pemberitaan dengan mematuhi kode etik jurnalistik justru tidak melakukan cover both side sehingga Ustadz Hartono Ahmad Jaiz yang dicatut namanya merasa dirugikan.
Hingga saat ini, Ustadz Hartono Ahmad Jaiz mengaku tidak pernah dihubungi media yang telah mencatut namanya sehingga dikaitkan dengan ISIS, guna melakukan konfirmasi atau klarifikasi ancaman tersebut.
Ustadz Hartono mengakui bahwa artikel “Proyek Patung-patung di Indonesia Penghamburan Dana Demi Menabung Dosa” adalah tulisannya yang diambil dari buku yang ditulisnya sendiri pada tahun 2007 berjudul Nabi-nabi palsu dan Para Penyesat Umat, yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar.
“Itu kan tulisan saya mengenai patung-patung di Indonesia, sebenarnya sudah dari tahun 2007 tulisan itu di buku Nabi-Nabi Palsu dan Para Penyesat Umat,” kata Ustadz Hartono Ahmad Jaiz saat ditemui Panjimas.com di rumahnya di daerah Pejaten, Pasar Minggu Jakarta Selatan, pada Rabu (10/9/2014).
Namun, ustadz yang dikenal sebagai pakar dan peneliti aliran sesat itu mengungkapkan tidak ada sama sekali dalam artikel yang pernah dikirimnya ke berbagai media Islam itu menyinggung soal rencana peledakan candi Borobudur.
“Tulisan itu juga saya kirim ke berbagai media Islam. Tahu-tahu ada SMS ke saya yang menanyakan katanya saya mau ngebom borobudur,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dengan tegas Ustadz Hartono Ahmad Jaiz menyampaikan bahwa ia sama sekali tidak terkait dengan kelompok mujahidin ISIS apalagi berencana meledakkan candi Borobudur.
“Jadi isu saya adalah bagian dari ISIS kemudian mau meledakkan Borobudur itu tidak benar. Media itu memelintir tulisan saya lalu dikait-kaitkan dengan ISIS,” tegasnya. [Jaiz/Panjimas/AW]