Assalamualaikum
Membaca berita Dunia Islam berjudul "Kisah Cinta Menggetarkan Kakek-Nenek 80 Tahun dari Turki", menurut saya, cerita seperti itu tidak pantas dimuat di situs Islam sekaliber Eramuslim.
Di paragraf ke tujuh, ditulis sebagai berikut:
"Pihak keluarga pun melaporkan "kehilangan" nenek mereka ke kepolisian. Dan, setelah melakukan pencarian selama tiga hari, Kaltum pun ditemukan tengah berada di rumah kekasihnya, Kazim Yildiz."
Di dalam konteks hubungan pria-wanita yang diatur Islam, ada istilah "Khalwat".
Sebagaimana ditulis seorang akhwat fillah di blogsnya,
[mulai kutipan]
Khalwat (khalwah) dalam bahasa Arab berarti berdua di suatu tempat dimana tidak ada orang lain. Maksud dari tidak adanya orang lain dalam hal ini mencakup: (1) tidak ada orang lain sama sekali; atau (2) ada orang lain dan keberadaan keduanya kelihatan tetapi pembicaraan antara keduanya tidak dapat didengar oleh orang itu. Inilah makna khalwat secara bahasa. Menurut al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah (Ensiklopedi Fiqh Kuwait), makna bahasa sebagaimana dipaparkan di atas semakna dengan terminologi khalwat menurut ahli-ahli fiqh Islam. Dengan kata lain tidak ada perbedaan untuk kata khalwat antara makna bahasa dan makna istilah syar’i.
Syekh Abdullah al-Bassam menyebut dua bentuk khalwat. Pertama, mughallazhah (berat), ialah berduanya seorang pria dan wanita di suatu tempat yang mana keduanya tidak dilihat oleh orang lain. Kedua, mukhaffafah (ringan), yaitu berduanya seorang pria dan wanita di tengah-tengah manusia sehingga keduanya kelihatan namun percakapan antara keduanya tidak dapat didengar oleh orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang khalwat. Sabda beliau: “Janganlah sekali-kali seorang pria berduaan dengan seorang wanita, karena yang ketiganya adalah syetan.” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih).
[/akhir kutipan]
Maka menurut saya, berita yang diposting di Eramuslim tersebut bukanlah kisah cinta, tapi salah satu contoh khalwat yang terjadi di dunia nyata.
Ada beberapa alasan saya mengatakan seperti ini,
1. Turki memang negara dimana "kebangkitan Islam" seakan mulai bersinar, dengan hadirnya Erdogan, dll, tapi kita mesti ingat, bahwa disana adalah negara sekular, yang tidak semua hal yang berasal dari negeri itu, adalah baik semua. Sehingga tetap diperlukan filter dan daya kritis penyikapan.
2. Meskipun Kaltum Arslan seorang janda berusia 80 tahun, dan Kazim Yildiz, seorang duda seumurannya, tapi tetap, mereka bukanlah seorang mahrom, sehingga kaidah pergaulan antara pria-wanita yang diatur Islam, diantaranya adalah melarang terjadinya khalwat, harus tetap diperhatikan.
3. Bahkan lebih jauh lagi, dikarenakan usia mereka yang sudah senior, seharusnya mereka bisa menjadi teladan dalam mempraktekkan interaksi yang benar dalam Islam, bukan malah mencontohkan agar seorang wanita yang jatuh cinta kepada seorang laki-laki, meskipun ditentang keluarganya, lalu malah berada di rumah lelaki asing yang bukan pasangan resminya.
4. Eramuslim adalah salah satu situs berita Islam yang ternama di Indonesia, dan banyak berita/artikel yang disharing/posting ulang oleh para pembacanya, maka dari itu, layaknya cerita seperti ini, patut diperhatikan agar tidak menimbulkan interpretasi/kesan/pembelajaran yang keliru bagi para pembaca yang haus akan ilmu.
Demikian surat ini saya buat, sebagai bentuk kecintaan terhadap salah satu media informasi online keislaman yang saya suka. Maju terus media Islam, tetap semangat, semoga Allah selalu menguatkan setiap langkah anda!
—000—
Balikpapan, 27 Desember 2009
Syamsul Arifin
Wa’alaikumussalam wr. wb.
Jazakumullah atas kritik dan sarannya.