Islam sangat memuliakan orang-orang yang menuntut, mengajarkan, dan mengamalkan ilmu . Dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11, Allah menjajikan akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Bahkan, dalam sebuah hadis Rasulullah mengabarkan bahwa barang siapa saja yang menempuh ‘Jalan Ilmu’, maka Allah akan memudahkan memasuki surga, dan ustadz, guru, dan murid adalah termasuk dari itu.
Guru sebagai elemen terpenting dalam pendidikan untuk menanamkan ilmu, mendapat perhatian penting di mata Islam. Banyak para ulama mengarang kitab tentang adab-adab belajar dan mengajar untuk mendapat keberkahan dalam ilmu. Ibnu Jama’ah (w.733 H) menulis kitab Tadzkirah Al-Sami’ Wa Al-Mutakallim Fii Adab Al-A’lim Wa Al-Muta’allim, yang salah satu pembahasannya menulis adab seorang Alim kepada muridnya. Ia mengatakan bahwa seorang guru harus memperhatikan segala kebaikan untuk muridnya. Seorang guru harus memperhatikan keselamatan muridnya dunia-akhirat dan membantu segala kesulitan murid-muridnya.
Ilmu, guru, murid, beserta segala adab-adab di dalamnya, tidaklah mendapat perhatian yang sungguh-sungguh di negri yang mayoritas penduduknya muslim ini. Gelar guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa pun luntur setelah banyak laporan pelecehan seksual terhadap para siswa.
Koran Republika edisi Senin 22 April 2013 mengangkat judul, “Pencabulan Nodai Pendidikan” pada Headline depannya. Dilaporkan, seorang kepalas sekolah SMP di Batam diduga melakukan pencabulan terhadap 15 orang siswinya. Kasus lain, lima murid di Sukabumi melaporkan gurunya kepada polisi karena melakukan pencabulan pada Maret 2013. Di Jakarta, mantan wakil kepala SMAN 22 Matraman dilaporkan siswanya melakukan empat kali pelecehan seksual. Seorang anak perempuan kelas V SD diperkosa di Kebun Singkong di Riau. Dari sumber PoldaMetro Jaya, Komnas Perlindungan Anak, Komnas Perempuan, mencatat ada 216.156 kasus kekerasan terhadap perempuan selama 2012.
Sangatlah miris kita membayangkan negri ini. Negri, yang jumlah penduduk muslimnya terbesar di dunia. Mengapa sangat jauh antara fakta, realita dan konsep dalam Islam. Dr. Mustafa As-Siba’i mengatakan dalam bukunya Peradaban Islam bahwa peradaban Islam menjadikan tempat pertama bagi prinsip-prinsip moral dalam setiap sistem dan berbagai bidang kegiatannya. Peradaban Islam tidak pernah lepas dari prinsip-prinsip moral ini. bahkan, moralmenjadi ciri khas peradaban Islam.
Ia juga mengatakan bahwa Islam tidak mengenal penjajahan dan eksploitasi kekayaaan suatu negri, apalagi menghina dan memperkosa wanita-wanita. Para penyebar Islam ke berbagai negri justru menjadi guru dalam bidang moral buat setiap negri yang dimasukinya.
Memang, peradaban Islam di negri ini belum tercapai. Masih banyak kaum muslimin yang buta terhadap Islam itu sendiri. Banyak guru yang tak mengerti arti pendidikan dalam Islam. Juga Pemerintah pun hanya memandang sebelah mata terhadap dunia pendidikan. Ditambah lagi, sistem negara yang kacau balau.
Hal lain, yang mendorong banyaknya kasus pelecehan seksual juga yaitu maraknya video-video porno yang mudah diakses. Juga, masih adanya pencampuran antara perempuan dan laki-laki di dunia pendidikan tanpa adanya hijab.
Buta terhadap agamanya sendiri adalah hal yang tidak aneh lagi kita temukan. Bayangkan saja, jam mata pelajaran agama di sekolah-sekolah dalam satu minggu hanya ada tiga jam. Bagaimna generasi kaum muslimin akan mengerti dan paham akan Islam. Yang lebih parah lagi, banyak guru-guru agama yang malah mengajarkan kesesatan. Sekularime, pluralisme, dan liberalisme secara tidak disadarai masuk ke dalam buku-buku teks sekolah.
Dalam masalah pendidikan, pemerintah menganggarkan biaya pendidikan 20% dari APBN/APBD. Pada 2013 pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 331, 8 triliun atau naik 6,7 persen. Padahal, pemerintah masih bisa menaikkan anggaran pendidikan demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Untuk anggaran biaya pemilu 2014 saja pemerintah menganggarkan sebesar 16, 2 triliun. Kenapa anggaran pendidikan tidak dinaikan saja menjadi 50% karena kemajuan di bidang pendidikan merupakan kemajuan bangsa dan negara. Bukankah negara-negara maju itu dinailai dari pendidikannya?
Masalah video porno yang banyak beredar dan mudah diakses sangatlah memiriskan. Majalah One Minute di Kanada mengatakan bahwa jumlah video porno yang beredar di dunia telah mencapai 10,3 juta buah, namun angka tersebut mengalami penurunan di tahun 2012. Tercatat ada tujuh negara terbesar yang mengakses video porno, diantaranya adalah Indonesia.
Banyaknya masalah yang dihadapi umat ini tidak lepas juga dari masalah sistem di negara kita. Ketanggapan pemerintah terhadap masalah-masalah di masyarakat sangatlah lambat dan tidak secara tuntas diselesaikan. Birokrasi yang rumit menyebabkan banyaknya masalah-masalah yang terkubur ti tengah jalan dan tidak pernah selesai. Adanya pegawai-pegawai negri ini yang melakukan korupsi juga meruntuhkan tekad orang-orang baik yang ingin memperbaiki bangsa ini.
Jika kita melihat kembali ke dalam Islam, sesungguhnya Islam itu sangatlah sempurna menuntaskan segala masalah. Segala permasalahan ada solusinya dalam Islam. Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan, pelecehan, korupsi. Dalam masalah pendidikan misalnya, Islam sangatlah melarang ikhtilat atau campur baur antara lelaki dan wanita.
Seharusnya, sekolah-sekolah tidak mencampurkan anatara murid lelaki dan perempuan, begitu juga dengan guru-guru. Murid perempuan harus diajar oleh guru perempuan, murid laki-laki harus diajar oleh guru laki-laki. Hal ini adalah untuk menjaga agar jangan sampai tidak terjadi pelecehan. Bagi wanita diwajibkan juga untuk mengenakan hijab menutup aurat merka.
Pemerintah sebenarnya bisa berbuat banyak demi kemajuan. Pemerintah bisa menambah jam pelajaran agama, dan alangkah bagusnya kalau pelajaran agama diajarkan setiap hari dengan kurikulum yang mendahulukan hal-hal penting. Pemerintah juga bisa membatasi akses internet dan memblokir situs-situs porno. Lewat pihak keamanan, pemerintah bisa merajia VCD-VCD porno yang beredar di pasaran. Namun, untuk bisa melakukan semua itu kaum muslimin haruslah memahami dengan baik terlebih dahulu Agama yang dianutnya, yaitu Islam.
Insya Allah, ketika pemahaman Islam semakin baik, maka kondisi negara pun akan baik. Sisitem yang salah dan buruk pun haruslah diganti. Syariat Islam haruslah ditegakkan.
Penulis:
Bahrum Subagia, Mahasiswa di Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor