Banda Aceh – Pemberitaan TEMPO.CO, KAMIS, 08 MEI 2014,tentang “Vatikan Pecat 848 Pastor Bermasalah” benar-benar mengejutkak dunia. Ternyata sudah berabad-abad terjadi tanpa henti-hentinya tindak asusila yang sangat mengerikan itu. Semua itu terjadi secara tertutup dan sudah menjadi rahasia umum di kalangan Gereja Vatikan.
Sebagaimana diberitakan oleh Koran Kompas, pelakunya 848 plus 2.572 total pelaku berjumlah 3420. Jika satu pastor dalam satu tahun melakukan tindak asusila minimal 3 orang maka akan menelan korban 10.260. Lalu bayangkan berapa juta orang sudah menjadi korban kebiadaban yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Sungguh sebuah kejahatan yang tak pernah terbayangkan dan di luar jangkauan manusia yang berprikemanusian. Sumber: Kompas.com
Namun sangat aneh, para pegiat HAM diam seribu bahasa terhadap kasus yang Maha dahsyat tersebut. Padahal kasus Skandal fedofilia Vatikan ribuan kali lebih besar dari kasus Jakarta International School (JIS) dan Emon.
Dalam waktu yang sama pula para aktifis HAM baik level Nasional maupun Internasional mereka menyerang membabi buta dan membaikot Sultan Hassanal Bolkiah yang baru saja mengumumkan penerapan hukum Islam dan memplintir vonis cambuk kepada wanita penzina di Lhokbuni, Langsa, Aceh.
Dan yang sangat menjijikkan lagi media anti Islam membuat berita murahan mencari kesalahan Sultan Hassanal Bolkiah dengan berita bohong dan murahan:
Dan yang lebih aneh lagi seorang pakar Prof Thamrin Amal Tomagola membuat pernyataan yang menghina pesantren di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne, Selasa (6/5) dengan tema “Awas Pedofil Berkeliaran Di Sekitar Kita “http://m.petikan.com/article- 850-sosilog-pendukung-jokowi- hina-pesantren-.html”
Di acara itu, Thamrin mengatakan, pedofilia terjadi di pesantren karena adanya relasi kuasa antara korban dengan pelaku. “Terjadi guru ngaji terhadap santrinya,”ungkap Thamrin. Di sini kita tau Thamrin tidak nonton Tv dan baca berita. Padahal jelas, kasus Sodomi Vatikan yang pantas dirisaukan.
Oleh karena demikian ummat Kristiani dan pendidikan sukuler semesti bisa mengambil pelajaran dari kasus JIS dan kasus sodomi berjamaah pemuka Gereja di Vatikan bukan malah mengkambing hitamkan institusi Islam serta menyerangnya dengan berita-berita murahan yang tidak berdasarkan fakta.
Tgk Mustafa Husen Woyla