Malam menjelang isya, biasanya saya sudah menyantap makan malam. Kali ini saya menunggu suami saya di suatu pertokoan ternama dipinggiran daerah Jakarta selatan. Karena ingin memakan yang instan, saya mendatangi salah satu restoran cepat saji ayam goreng.
Langsung saya mendatangi restoran tersebut dan bersiap hendak memesan, namun alangkah terkejutnya saya mendapati pramusaji di restoran cepat saji tersebut mengenakan jilbab tetapi sebuah penutup kepala khas santa claus/sinterklas bertengger dengan kuat dikepalanya.
Padahal saya begitu kelaparan, tetapi ditengah antrian saya langsung berbalik pulang, hilang rasa lapar saya karena Islam dihina dengan membenarkan kebohongan atas nabi Isa.
Yang saya tidak habis pikir, mengapa pramusaji itu mau membiarkan jilbabnya yang indah bertengger simbol kedustaan dan kemungkaran kaum nasrani? Mengapa manajemen restoran tersebut tidak berpikir atas dampak atau mungkin mereka berpikir cuma meramaikan ?
Amanda