Kembali ke soal perang Vietnam, ini sekali lagi bukan agresi Amerika. Ini adalah perang dua kepentingan Vietnam yang berbeda. Perang yang sudah tercipta sejak ribuan tahun lalu. Perang yang kemudian menghancurkan Vietnam Selatan. Bagi rakyat Vietnam Selatan, saat ini mereka sedang dijajah!*
Ketiga, penjajahan yang dilakukan Vietnam Utara, mari kita sebut penjajahan oleh komunis, ternyata mendatangkan cerita pilu yang luar biasa. Karena ternyata, sepanjang perang Vietnam lebih seribu tahun, mereka hanya berebut wilayah.
Namun perang 1956-1975 yang dimotori agresi besar-besaran komunis ini, mereka tidak hanya menjajah wilayah. Komunis Vietnam Utara juga menjajah budaya, agama dan bahasa.
Begitu mereka berkuasa mulai 1975, komunis Vietnam memang menghabisi segala yang berbau non komunis. Semua yang beragama Islam dan Melayu dibunuh. Setiap hari Vietkong, sebutan prajurit merah, yang keluar barak harus membawa minimal tiga kepala muslim bila kembali ke barak. Maka jangan heran kalau Sungai Mekong yang melintasi enam negara dan bermuara di Laut Champa merah darah karena pembunuhan massal oleh komunis. Sebagai perbandingan, Polpot di Kamboja telah membunuh 3 juta muslim dalam penjajahannya itu.
Kondisi saat itu persis seperti yang terjadi di Rakhine State yang didiami bangsa Rohingya saat ini. Kondisi yang sama juga diidap bangsa Moro di Filipina Selatan sampai saat ini.
Selain menguasai wilayah dan membunuh orangnya, komunis Vietnam juga mengubur budaya Vietnam Selatan dalam-dalam.