Dua kepentingan ini menyebabkan bentrokan terjadi setiap musim. Saling serang. Saling mengalahkan. Namun tak pernah benar-benar mampu menguasai. Perang ini berlangsung ribuan tahun. Walau pada akhirnya Vietnam Selatan dipukul mundur pada akhir abad 19, tapi kerajaan selatan di bawah bendera Empire of Champa tetap saja ada. Dia kemudian dikenal dengan nama Vietnam Selatan dengan Saigon sebagai ibu kotanya.
Kedua, peperangan besar 1956-1975 meletus. Saat itu utara dibantu penuh oleh komunis China dan Uni Soviet. Sedangkan selatan dibantu Amerika Serikat. Inilah peperangan paling epik di kawasan Asia Tenggara. Dalam sejarah resmi Vietnam yang ditulis komunis, ini adalah penjajahan Amerika terhadap bangsa Vietnam. Tapi bagi warga Vietnam Selatan, ini adalah peperangan mereka melawan agresor Vietnam Utara. Tersebab Vietnam Utara dibantu komunis, maka Amerika yang memang sejak awal menghambat lajunya pergerakan komunis dunia dengan senang hati membantu Vietnam Selatan.
Saat itu, ekspansi komunis di dunia memang agresif. Dengan motor utama Uni Soviet dan China, mereka menguasai banyak negara, termasuk di Indonesia yang secara politik memang sedang mesra dengan penguasa. Dan Amerika merasa berkepentingan menahan laju itu. Sebagian besar Amerika kalah melawan teror komunis. Maka kalau Indonesia berhasil menumpas komunis tanpa modal besar dari Amerika, tentu ini bonus besar bagi negara Paman Sam itu.