Eramuslim.com
By Asyari Usman
Akhir zaman selalu dikaitkan dengan kedatangan Dajjal. Yaitu, makhluk mirip manusia yang bermata satu. Ia digambarkan akan keluar-masuk kampung untuk menaklukkan manusia dengan kekuatan mistisnya.
Ngeri dan seram. Dajjal itu ngeri karena akan membawa pengikutnya ke jurang kekufuran. Seram, karena manusia terfana oleh kekuatan mistisnya. Hanya bisa mengekor si Dajjal.
Semoga Allah SWT selamatkan kita semua dan anak-cucu dari kekuatan sihir Dajjal. Tapi, dia pasti akan turun di akhir zaman. Mungkin “tak lama” lagi.
Rasulullah Muhammad SAW menjelaskan tanda-tanda akhir zaman. Para ulama dan ustad juga telah menerangkannya dengan tuntas. Tidak ada lagi yang tersisa untuk disampaikan kepada umat akhir zaman ini. Tinggal mengulang-ulang ceramah saja. Sambil menunggu tanda-tanda akhir zaman itu muncul satu per satu.
Penjelasan tentang tanda-tanda akhir zaman tidak hanya terkait dengan kesulitan sosial-ekonomi saja. Juga termasuk keanehan di bidang politik, khususnya tentang pemilihan pemimpin.
Baginda Nabi berkata, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya. Pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan. Pengkhianat diberi amanah, orang yang amanah dikhianati.”
Sabda Nabi ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Hadits yang sangat terkenal. Dengan redaksi yang lebih kurang sama, hadits ini dicatat juga oleh Hakim dan para perawih lainnya. Sumber hadits ini adalah Abu Hurairah.
Hadits ini kelihatannya cocok kalau mau disebut sebagai hadits tentang politik akhir zaman. Tentang pengendalian kekuasaan yang berjalan ‘abnormal’. Penuh dengan hal-hal yang tak masuk akal. Orang bodoh dan goblok bisa menjadi pemimpin. Dan dipatuhi oleh kaum cerdas-cendekia.
Pemimpin yang aneh dari segala sisi itu dipandang hebat oleh orang-orang yang mengelilinginya. Padahal, tidak punya kapabilitas dan kapasitas.
Pemimpin yang aneh itu disosialisasikan sebagai orang yang dinanti-nantikan. Dia dielu-elukan sebagai penegak keadilan bagi kaum tertindas. Padahal, pemimpin dungu itulah yang justru melakukan penindasan.
Sebagaimana kaum pengikut Dajjal, orang-orang yang membersamai pemimpin bodoh dan jahil di zaman ini pun juga hadir di bawah alam sadar. Setidak-tidaknya para pengikut “di bawah alam sadar” versi Dajjal itu setara dengan orang-orang yang tersandera oleh kepentingan pribadi dan kelompok versi pemimpin dungu masa kini.
Pada saat ini, umat sedang disajikan pertunjukan pemimpin yang memiliki ciri-ciri Dajjal. Kalaupun bukan Dajjal, boleh jadi dia adalah prolog Dajjal.
Tapi, mungkinkah ada prolog Dajjal? Wallahu a’lam. Tidak ada teks kenabian yang menjelaskan tentang prolog Dajjal. Belum pernah terdengar penjelasan tentang Dajjal Kecil (prolog Dajjal) dan Dajjal Besar.
Seandainya ada, seluruh umat pantas resah dan gundah jika prolog Dajjal itu ternyata muncul di bilangan kita, di zaman kita.[]
3 Desember 2020
(Penulis wartawan senior)