Eramuslim.com – Bagi yang sadar geopolitik dan nasionalisme maka cara pandangnya kira kira begini. Dulu Belanda juga banyak membangun infrastruktur di sini. Rel Kereta Api, pelabuhan, gedung perkantoran dan bahkan dengan politik etis manusia Indonesia juga diperhatikan pendidikannya dll.
Namun bagi Soekarno dkk harkat dan martabat kaum Bumi Putera harus dibela dan ditingkatkan. Kita harus MERDEKA ! Bung Karno dan para pendiri bangsa ini ora sudi (tidak mau) dijajah bangsa pendatang! Belanda diusir dari tanah air.
Apakah cara pandang ini rasialis? Silahkan merenungkan kembali dasar pemikiran para founding fathers memerdekan bangsa ini! Mau dituduh rasialis atau apapun yang penting jangan bergeser pada cita-cita pendiri bangsa untuk memuliakan dan mengangkat harkat dan martabat kaum Bumi Putera!
Mari kita tengok di negara lain. Memangnya di Inggris bisa orang muslim atau kulit hitam jadi Perdana Menteri? Apakah di Beijing orang campuran bule dari Hongkong bisa jadi Gubernur?
Setiap bangsa punya pride atau kebanggaan. Jangan atas nama toleransi dan pluralisme kita membiarkan bangsa kita diperkosa, dibodohi, diakali dan ujungnya dijajah. KITA HARUS MERDEKA DARI PENJAJAHAN BANGSA PENDATANG !
Amerika atau Australia tidak bisa jadi referensi karena di negara itu penduduk aslinya sudah dimusnahkan. Semua yang mengatur di Amerika adalah bangsa pendatang. Meskipun begitu tetap ada ” kartu khusus” yang tidak tertulis. Agama Presidennya Kristen Protestan. Kecuali Kennedy.
Jika demikian apakah bangsa Indonesia tidak boleh punya “kartu khusus” ? Enak aja! Maka saya setuju dengan pandangan Haris Rusly, aktivis dan tokoh muda yang menegaskan jangan hanya mengagungkan demokrasi tanpa mempertimbangkan suasana batin, psikologis, sosiologis dari sebuah bangsa.
Wahai yang bermental inlander SADARLAH ! Yang bermental dominatif serakah dan tak tahu diri TOBATLAH ! (ts/pm)