Hegemoni barat dalam upayanya mempropagandakan umat islam terus berlanjut sampai detik ini. Jalur darat maupun udara mereka tempuh untuk menebarkan issue – issue yang memojokkan umat islam, memecah belah umat, hingga akhirnya terperangkap dalam penjara kejahiliyahan baru. Kekalahan mereka dalam peperangan terhadap umat islam disadari betul bahwa umat islam tidaklah mudah untuk ditundukkan dengan peperangan fisik. Oleh karenanya strategi lain yang tidak melibatkan perang fisik mereka lancarkan, yaitu dengan perang terhadap pemikiran atau yang lebih dikenal dikalangan aktivis islam sebagai “Ghawzul Fikr” ( perang pemikiran ). Ini lah yang menjadi titik dasar kekalahan umat islam, lantaran kemorosotan berfikir terhadap nilai – nilai islam. Pemikiran – pemikiran islam telah di “uninstall” untuk kemudian diganti dengan pemikiran yang di “update” oleh barat.
Tengoklah apa yang barat propagandakan kepada umat islam, mulai dari tontonan – tontonan “ga bermutu” sampai sistem pemerintahannya mengikuti apa yang di provokasikan oleh barat. Dimulai dari runtuhnya Khilafah Ustmani yang ditenggarai oleh Mustafa kemal Attaturk ( semoga Allah melaknatnya hingga hari kiamat ), yang dengan berani mengganti system islam dengan system Kapitalis – demokrasi yang asal muasalnya bukan dari islam. dari situ lah Negara – Negara yang dulu tergabung dalam satu kawasan Daulah Islam pecah menjadi “Nation State” atau Negara kesatuan yang dibatasi oleh garis terotorial buatan manusia. Dan kemudian mulailah dari masing – masing “nation state” tersebut mengikuti langkah turki untuk mengadopsi system kapitalis ala barat yang dibungkus dengan kemasan demokrasi. Untuk selanjutnya dari system kapitalis – demokrasi inilah melahirkan akidah sekularisme yang pada garis besarnya memisahkan antara aktivitas kehidupan dengan agama. Agama hanya mengatur dalam peribadahan mahdlah saja, sedangkan urusan lainnya agama harus dipisahkan, termasuk dalam urusan bernegara.
Mulai dari system pemerintahannya sendiri, umat islam sudah tidak “Pe-De” dengan aturan yang diturunkan oleh Allah Sang pembuat Sistem. Mereka justru lebih “narsis” dengan yang dibawa barat kepada umat islam dengan kapitalis – demokrasinya. Akibatnya, filterisasi terhadap budaya asing yang dilakukan oleh Negara pun minim sekali. Malah Negara terkesan memberi kebebasan kepada para “penjajah” untuk sekali lagi menghancurkan akidah umat islam. karena minimnya filterisasi yang dilakukan oleh Negara inilah kebudayaan – kebudayaan asing tumpah ruah di negeri – negeri mayoritas muslim, terutama di Indonesia yang terkenal sangat ramah kepada budaya asing.
Dari sinilah penjajahan terhadap pemikiran itu lebih ditekankan lagi, karena merasa dapat wewenang dari penguasa, para kapitalis yang dimotori oleh orang – orang kafir ini terus – menerus meneror pemikiran umat islam. Para kapitalis tak segan – segan memfasilitasi Negara untuk menjerumuskan umatnya sendiri. Mendirikan tempat – tempat maksiat, membuat acara – acara di TV yang penuh dengan kesia – siaan, hingga mengatur urusan perekonomian rakyat dengan menguasai sektor – sektor industry.
Negara kini dikuasai oleh kekuatan asing yang dimulai karena ketidak percayaan diri umat islam terhadap system islam itu sendiri. Mereka menganggap bahwa hukum islam sudah tidak relevan lagi bila masih dijalankan saat ini, system tradisional yang didalamnya terdapat diskriminasi ekstrim bagi pelaku pelanggaran hukum, yang dinilai tidak sesuai dengan HAM. Dalih – dalih semacam inilah biasanya dilontarkan kelompok manusia yang sudah terdoktrin pemikirannya oleh barat. Namun kenyataannya system yang diambil dari barat pun tidak lah jua membuat negeri – negeri yang menerapkannya menjadi makmur.
Tak cukup sampai disitu, demi melanggengkan kekuasaanya terhadap negeri – negeri muslim, barat pun “melemparkan” issue terrorisme di tengah – tengah umat islam. Menyadari bahwa Islam adalah ancaman serius bagi ideology yang disebarluaskannya, maka setiap ada suatu kelompok yang menyuarakan tentang syariat islam, barat langsung memvonis kelompok tersebut sebagai komplotan “terroris”. Tujuan mereka agar masyarakat awam menjadi takut kepada Syariat islam, sehingga mau tidak mau mereka akan tetap bercokol dibawah bayang – bayang kapitalisme yang menyengsarakan. Akhirnya mereka menyerang negeri – negeri yang berpotensi dapat menerapkan syariat Islam. Dengan alasan memerangi terrorisme, barat menghantamkan roket – roketnya ke pemukiman penduduk sipil di Afghanistan, Chechnya, Pakistan, Iraq, dll.
Lewat propaganda – propaganda semacam itulah barat yang diwakili amerika dan sekutunya akan berusaha tetap eksis di negeri – negeri berpenduduk mayoritas islam. Umat islam kini terjajah, negeri mereka direbut dan dipaksakan menganut system kafir, pemuda – pemudi nya diracuni oleh acara ataupun tontonan – tontonan jahiliyah, kekayaannya dicuri, hingga nyawa umat ini pun dibunuh seperti tidak ada harganya. Tujuannya adalah ingin menguasai dunia dengan satu system ideology yang diusung barat, yakni KAPITALISME.
Maka dari itu, perlawanan terhadap hegemoni barat harus terus dilakukan, dakwah secara jamaah adalah salah satu cara untuk meredam kekuatan barat. Dan yang terpenting, umat islam harus dikembalikan pemikirannya untuk bersatu dibawah panji Islam, di bawah bendera tauhid. Dengan satu pemimpin dan satu Negara kesatuan yaitu KHILAFAH ISLAMIYAH. Karena hanya dengan Islam lah Negara menjadi sejahtera, akidah pemudanya ikut terjaga, system perekonomian pun tertata dan yang pasti hegemoni barat pun akan dapat dicampakkan dengan ke kemuliaan ISLAM.
Mustaqim Aziz