Masih sangat terbayang perlakuan tak adil dari penguasa selama Pilkada berlangsung. Pembiaran dari yang berwenang atas pelanggaran demi pelanggaran kepada mereka pihak lawan. Namun sebaliknya penekanan demi penekanan yang diperlakukan terhadap kami para relawan Anies Sandi.
Seluruh rangkaian perjuangan seluruh ikhtiar dan doa yang tak pernah henti, hari itu terkabulkan. Dari sejak semalam sehari sebelum pemilihan, masyarakat yang gerah terhadap ketidakadilan, pada keangkuhan kekuasaan. Berzikir tak pernah henti. Ibu-ibu mengaji dan berdoa. Ribuan bahkan mungkin jutaan manusia di berbagai pelosok Indonesia melakukan sholat malam. Ribuan ibu-ibu itu mengaji dengan linangan air mata, berharap mendapat pemimpin Jakarta yang baru.
Doa dari seluruh Indonesia dipanjatkan untuk sebuah kemenangan dalam pilkada DKI melawan arogansi kekuasaan. Dan di pihak sebelah sana sibuk mengirimkan sembako ke berbagai wilayah Jakarta agar memilih calon yang mereka dukung.
Segenap doa, segenap harapan, segala ikhtiar pada akhirnya dipasrahkan hanya kepada Ilahi Robbi penggenggam jiwa, pemilik alam semesta. Tak lama kemudian ratusan ucapan selamat via WA mengalir.
Padahal perhitungan suara baru saja dimulai, namun aura kemenangan sudah sangat terasa. Exit poll dari beberapa lembaga rupanya sudah bocor, para relawan saling memberi selamat dan euforia sudah merambah ke hati setiap relawan tak ternilai.
Merenungkan kembali masa-masa Pilkada DKI, dan kelangsungan demokrasi di Republik ini, sepertinya kita harus berjuang terus agar demokrasi tegak pada aturan dan perjalanan bangsa ini bisa mencapai tujuan dengan tanpa melukai siapa pun. Untuk itu, mari secara bersama kita perjuangkan: Dari Jakarta, Kita Rebut Indonesia Di 2019 Secara Konstitusional!. (jabartoday)
*Penulis: Geisz Chalifah, adalah salah satu Relawan Anies-Sandi