Kalimat ini menjadi sangat menarik, bahwa Kolese Kanisius mengajarkan INTEGRITAS dan NILAI-NILAI YANG BERBEDA, yang digunakan oleh para alumni Kolese Kanisius sebagai ukuran untuk menilai, apakah “seseorang mendapatkan jabatannya dengan cara2 yang sesuai dengan yang diajarkan di Kolese Kanisius.”
Kolese Kanisius kelihatannya berhasil menanamkan ukuran integritas dan nilai-nilai ajarannya kepada para siswanya, yang melekat selama puluhan tahun.
Kelihatannya, pengertian mengenai toleransi toleransi juga berbeda. Apabila tidak sesuai dengan integritas dan nilai-nilai yang diajarkan di Kanisius, maka harus ditunjukkan sikap yang tegas, alias radikal, yaitu dengan meninggalkan ruangan ketika “seseorang tersebut” sedang memberikan sambutan.
Si penerima penghargaan dari Kolese Kanisius dan pengikutnya tentu tidak menilai, bahwa langkah mereka adalah intoleran dan radikal, bahkan anti demokrasi.
Tentu mereka menganggap bahwa ukuran integritas dan nilai-nilai yang diajarkan di Kolese Kanisius adalah yang paling benar, dan didemonstrasikan di acara Ulang Tahun ke 90 lembaga pendidikan tersebut.
Gubernur DKI Anies Baswedan dipilih oleh 3.240.057 warga Jakarta. Prosentase perolehan suara 57,95 persen. Sedangkan yang memilih lawannya 2.351.141 orang, atau hanya 42,05 persen suara.
Ucapan dari si penerima penghargaan dari Kolese Kanisius menuduh 3.240.057 warga Jakarta telah memilih seseorang yang integritas dan nilai-nilainya tidak sesuai dengan yang diajarkan di Kolese Kanisius.
Dengan kata lain, 3.240.057 warga Jakarta telah salah memilih.
Di Siaran Pers juga tertulis, si penerima penghargaan dari Kolese Kanisius jega mengatakan: “… Ini saya tidak ngomong politik, ini soal hati nurani dan nilai kemanusiaan …”