Namun apabila ditinjau lebih lanjut dan mendengar alasan si penerima penghargaan, bahwa tindakannya adalah untuk menunjukkan sikapnya sehubungan dengan Pilkada DKI Jakarta bulan April 2017 yang lalu, maka penilainnya menjadi berbeda.
Pemilihan Kepala Daerah, termasuk Pilkada DKI Jakarta adalah perhelatan politik, bukan pemilihan Ketua Perkumpulan Kesenian, bukan pemilihan Ketua organisasi komponis, juga bukan pemilihan ketua organisasi pemain piano.
Kelihatannya walk out dari sebagian besar hadirin bukan tindakan spontan melainkan by design, terencana rapih.
Komando diberikan dengan berdirinya si penerima penghargaan yang duduk di kursi VIP paling depan. Dia cukup berdiri dan melangkah keluar ruangan, dan sebagian besar hadirin mengikuti langkahnya. Tidak diberitakan, bahwa setelah berdiri, dia meminta pengikutnya untuk juga keluar ruangan sebagai langkah protes. Jadi jelas, bahwa langkahnya ini sudah direncanakan.
Setelah Gubernur DKI selesai memberikan sambutan, mereka semua kembali ke ruangan.
Setelah si penerima penghargaan selesai berpidato, dia mendapat pujian a.l. dari mantan menteri Ir. Sarwono Kusumaatmaja dan Pater E. Baskoro Poedjinoegroho S.J., Kepala SMA Kanisius.
Dalam rekaman video yang berdurasi 1,37 menit, si penerima penghargaan dari Kolese Kanisius mengatakan a.l.: “… saya melihat tadi bahwa kita telah mengundang seseorang yang mendapatkan jabatannya dengan cara2 yang berbeda dengan integritasnya dan nilai-nilainya yang diajarkan kepada kita semua di Kanisius …”