Oleh : Anastasia , Alumni Pendidikan Bahasa Jerman UPI Bandung
Debat kandidat capres memang sudah berlalu, namun masih saja menarik jutaan mata diseluruh nusantara pada malam perhelatan debat dua capres RI tersebut, turut hadir Ketua MPR, ketua DPR, dan politisi pendukung kedua kandidat capres tersebut ikut memeriahkan panasnya suasana debat, riuh sorak tepuk penonton seolah menggambarkan kuatnya dukungan kedua pasangan capres. Bukan tanpa kesan berjalanannya debat kemarin beragam tanggapan muncul mengomentari jagoanya, tak ayal di dunia media sosial sekarang yang begitu cepat menyebar menambah banyaknya komentar yang terlontar, pengamat komunikasi politik, Effendi Gazali, yang diundang sebagai salah satu narasumber Breaking News TV One semalam, mencoba menilai keduanya dengan obyektif. Gazali memaparkan tanggapannya,“Saya memberi nilai kepada Prabowo 90, sementara untuk Jokowi saya beri nilai 70. 2-1 Untuk Prabowo. Saya melihat Jokowi terlihat tegang, bahkan di bagian ending sangat mengejutkan, tiba-tiba terima kasih. Ini tidak terlihat seperti Pak Jokowi yang biasanya. Tapi bukan Jokowi kalau tidak membuat penasaran dengan tingah polanya, insiden nonggolnya si amplop putih dibalik baju kebesaraan Jokowi mengundang berbagai ragam pendapat, ada apa sih dibalik amplop putih, kenapa JK yang berada disamping kok tidak berusaha membetulkan atau memberi isyarat untuk menyembunyikan amplopnya, wah jangan-jangan contekan, atau memang sengajakah Jokowi pemamerkankan supaya menjadi tranding topic pasca debat?
Sebelumnya lewat akun Instagram pengamat politik UI Eep Saefulloh Fatah, orang pertama yang menyebut kertas putih yang nongol di balik jas hitam Jokowi debat capres adalah tulisan doa dari ibunya, ketika kertas itu diributkan, Sandrina Malakiano langsung memberitahu bahwa itu doa Nabi Musa yang dititipkan Ibunda Pak Jokowi,” katanya. Saat jeda iklan, Eep langsung minta Jokowi mengeluarkan kertas dari kantong dalam jasnya. kertas-kertas kosong itu rupanya untuk catatan jika diperlukan. Tapi sepanjang debat Jokowi dan JK tak mencatat. Kertas-kertas itu tak dipakai. Kertas kosong itulah yang berukuran sedikit lebih besar dari kertas doa Nabi Musa titipan Ibunda Jokowi. Ini faktanya. Wallahi,” pungkas Eep.
Degelan politik dari Play Grup ke TK
Terlepas dari segala kebenaran si amplop putih, sebenarnya rakyat Indonesia tengah disuguhi dagelan politik dari calon presiden, saking ingin mencuri perhatian, elite politik kita, tak segan-segan mengeluarkan sifat childishnya. Indonesia merupakan negeri kaum muslim yang besar, melihat potensi tersebut, kiranya sangat tidak mungkin mentiadakan agama ikut perperan didalamnya, suur (perasaan) islam masih mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam menentukan pilihan, siapakah yang paling Ijo royo-royo? Namun hasilnya terkadang terlalu overacting, insiden si amplop putih menjadi bukti. Mungkin kata yang tepat untuk mewakili kharakter tersebut, kita harus meminjam istilah mendiang Gus dur ketika melihat tingkah pola DPR saat adu jotos, “ dari TK ke Play Grup” tepat sekali apa yang terjadi pada calon pemimpin bangsa Indonesia tak ubahnya seperti bocah puber yang sedang mencari perhatian. Oh inikah politik Democrazy? Waluhu’Alam