Beberapa hari ini di seluruh dunia diperingati sebagai hari AIDS. Berbagai kampanye diselenggarakan untuk memberikan penyuluhan akan bahaya HIV/AIDS bagi umat manusia. Akan cara-cara kampanye dengan pembagian kondom, serta pemakaiannya justru seolah-olah memberikan legalisasi kepada seks bebas. Biang kedua tertinggi setelah penggunaan jarum suntik untuk narkoba penularan HIV/AIDS.
Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Surabaya, Jawa Timur menolak pembagian dan pemakaian kondom di kalangan remaja Kota Surabaya, demikian Ketua umum BSMI Surabaya, dr.Arief Basuki, Sp.An, di Surabaya, Minggu, menyusul maraknya kampanye pembagian kondom di pertokoan kepada anak usia sekolah.
"Bukan itu solusinya, tapi yang penting adalah pola hidup sehat bagi remaja," katanya dalam "talkshow" tentang penaggulangan HIV/AIDS di Taman Flora, Surabaya.
Seharusnya kampanye yang digalakkan adalah menolak pergaulan bebas yang rentan ancaman HIV/AIDS bagi remaja, bukan menjajakan kondom di sembarang tempat.
"Penanggulangan AIDS harus dilakukan secara holistik dan komprehensif, tidak hanya bersifat edukasi kognitif, tapi juga melibatkan partisipasi sekolah dan anak muda untuk mencegahnya. Bukan solusi yang salah alamat, yakni pembagian kondom di kalangan anak muda" terangnya.
Penanggulangan penyebaran HIV/AIDS harus diupayakan dalam bentuk perilaku hidup sehat seperti tidak mengonsumsi narkoba, anti seks bebas dan penguatan kegiatan ektrakurikuler.
"Semua itu dapat membuat anak muda tertutup peluang untuk melakukan kegiatan yang dapat mendatangkan ancaman AIDS" kata dokter spesialis anastesi dari Universitas Airlangga itu.
BSMI, Bulan Sabit Merah Indonesia