Tentu saja, keberadaannya menjadi kabar gembira untuk kita yang dinyatakan sebagai bangsa dengan minat baca terendah kedua di dunia, menempati urutan ke-60 dari 61 negara, berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu.
Tentu saja, tidak mudah menuntaskan gedung Perpustakaan Nasional tersebut, dan jelas tidak murah. Untuk membangunnya, dibutuhkan biaya sekitar Rp 465,2 miliar.
Sekadar gambaran betapa besarnya uang tersebut, saya akan membandingkannya dengan Rumah Baca (perpustakaan dhuafa) Asma Nadia. Sejak lama saya mendekap impian untuk mendirikan 1000 rumah baca, tetapi sejauh ini baru dibuka sekitar 229 perpustakaan dhuafa. Anggap rata-rata rumah baca membutuhkan sekitar Rp 5 juta (kadang cukup Rp 2 juta atau Rp 3 juta) untuk awal pendiriannya dengan bantuan relawan.
Maka, uang sebesar Rp 465,2 miliar bisa digunakan untuk mendirikan 93.040 rumah baca. Jika rata-rata rumah baca mampu menyentuh sekitar 50 anak di daerah tertinggal, dana sebesar sangat mungkin menjangkau 4.652.000 anak Indonesia. Jumlah yang fantastis, menggembirakan, bahkan meski sekadar dibayangkan.
Tentu saja, sekarang tantangannya adalah membuat perpustakaan megah dan lengkap serta nyaman ini menjadi ramai. Karena sejauh ini, perpustakaan dengan daya tampung mencapai 20 ribu pengunjung baru menarik ratusan orang per hari. Pemerintah dan semua pegiat literasi harus mampu membuktikan bahwa keberadaan perpustakaan dengan kapasitas luar biasa tersebut adalah kebutuhan, kemestian, dan buah pemikiran visi masa depan.
Jangan sampai keberadaan perpustakaan yang begitu membanggakan ini—meminjam istilah Helvy Tiana Rosa dalam filmnya yang sedang tayang di bioskop—menjadi Duka Sedalam Cinta. Kita mencintai buku-bukunya, tapi berduka sebab minim pembacanya. Untuk meramaikannya, mari membagi tautan ini juga berita lain terkait perpustakaan nasional, viralkan bersama.
Lalu, jadikan perpusnas sebagai salah satu tujuan wisata utama bersama bagi anak-anak dan sekolah. Saya sudah membuat jadwal wisata ke perpusnas dan segera membuat kartu keanggotaan. Semoga rekan pun demikian. [jk/rol]