Soal Kepentingan dan Standar Nilai
Kalau ukuran berjasa, membantu dan menolong menurut kepentingan perorangan, kelompok, suku, sampai pada bangsa dan negara, bisa dipastikan akan menemukan hasil yang relatif. Sehingga harus ada standar yang universal. Sementara sentdar universal itu biasanya dikaitkan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Lagi-lagi jika pendangan kemunisaan itu menurut pribadi, kelompok dan golongan pasti akan berbeda lagi. Sehingga tidak akan pernah menemukan kebenaran yang hakiki dalam memandang nilai kemanusiaan.
Bagi akal yang sehat seharusnya berfikir bahwa yang paling pantas membuat standar nilai kemanusiaan adalah Sang Pencipta Manusia itu sendiri. Maka nilai kemanusiaan tidak bisa dilepas dengan setandar yang dimiliki oleh Allah SWT sebagai Pencitpta manusia. Selanjutkan kita bisa menentukan ukurang berjasa atau tidak seseorang jika dia berhasil ikut mengangkat nilai-nilai kemanusian dan nilai-nilai kebenaran.
Jadi Pahlawan itu Siapa ?
“Pahlawan” adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata “pahlawan” berasal dari bahasa Sanskerta “phala”, yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani.
Pahlawan adalah seseorang yang berpahala yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak. Perbuatannya memiliki pengaruh terhadap tingkah laku orang lain, karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat bangsa atau umat manusia.
Jika kita memakai kata kunci “ Kebenaran dan Pahala” maka tidak mungkin ada standar lain kecuali tata nilai yang bersumber dari Sang Pencipta (Khalik) sebagai sumber kebenaran. Akal sehat kita menuntut bahwa Sang Pencipta pasti yang paling tahu barang ciptaanya senidri, maka Dialah yang paling pantas dan berhak menurutkan sumber tata nilai untuk makhluq manusia sebagai ciptaannya.
Seorang pejuang dan pahlawan dalam Islam, adalah seorang yang hanya ingin cari muka dihadapan Allah SWT, hanya ingin perhatian dan penilaian dihadapan Allah SWT, jika hanya pandangan manusia akan sangat relative sifatnya. Satu bilang si fulan pahlawan semantara yang lainnya bilang si fulan itu penjahat. Bararti seorang pejuang harus tegar “tidak takut celaan orang-orang yang suka mencela” (Q.S Al-Maidah (5) ayat : 54.
Hari ini para pejuang akan berhadapan dengan nafsu liar manusia yang dibacking oleh penguasa dan pengusaha yang terus mengeksploitasi nafsu jalang dan liar manusia, sambil terus dikipas-kipas oleh syaithan laknatullah, kemudian dihias oleh sarana dan prasarananya, serta dipercantik oleh ilmu pengetahuan dan teknologinya. Makin banyak orang yang terkapar tidak berdaya, tidak sedikit juga para tokoh agama yang akhirnya ikut bungkam, entah karena takut atau karena gaptek.
Siapa yang berani mengatakan bahwa : “Kuis berhadiah melalui SMS yang tarifnya diatas normal itu Judi”..? Siapa yang berani mengatakan bahwa acara pildacil itu ada unsur judinya..? Siapa yang berani mengatakan bahwa sekarang ini hiburan sudah sangat Over Load..? Siapa yang mampu melihat bahwa kondisi pelajar kita sudah sangat memprihatinkan, dari aspek orientasinya, motivasinya, visi misinya, akhlaqnya, pergaulannya, serta sikap dan keperibadiannya.
Pertanyaan tersebut diatas mempunyai resiko tinggi bagi siapa saja yang mau manjawab dengan jujur. Sebab akan berhadapan dengan banyak orang dan kepentingan, juga mungkin tidak sedikit tokoh agama yang juga sudah terlanjur ikut menikmati, sehingga takut “Kaburo Maqtan” ( Q.S Asshaaf (61) ayat : 2-3.
Seorang ayah yang telah memelihara anak dari bayi, begitu menyayangi dan mencintai anaknya, hanya karena latar belakang pendidikan yang kurang, maka cara mengekspresikan kasih sayang dan cintanya berbeda dengan keinginan anak. Banyaknya perintah dan larangan membuat sianak salah faham, timbulah kebencian kepada orang tuanya. Saat itulah datang pemuda ganteng yang menampung semua uneg-unegnya, menawarkan berbagai kebebasan, serta membuka jendela hatinya sambil bersedia menjadi soulmate nya. Jadilah pemuda itu sebagai pahlawan dimata gadis tersebut.