eramuslim.com
Oleh: Abu Muas T. (Pemerhati Masalah Sosial)
Dalam kondisi normal, biasanya yang namanya “banjir” itu identik dengan mengalirnya air dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan tentu tak bisa lepas dari kondisi basah.
Namun, jangan kaget kalau akhir-akhir ini muncul fenomena aneh di negeri “Aneh Tapi Nyata” terjadi suatu kejanggalan yang di luar standar normal. Hanya di negeri Aneh Tapi Nyata inilah terjadi fenomena yang aneh, dimana air malah mengalir dari bawah ke atas, saking banyaknya yang mengalirkannya maka dampaknya kini terjadi kekeringan.
Di negeri Aneh Tapi Nyata ini pula, terlihat faktor pimpinan tertingginya sangat berpengaruh, sehingga tak sedikit para aparat di bawahnya hanya ikut apa kata si pucuk pimpinannya. Celakanya, gejala ini tak urung juga terjadi turun temurun hingga jenjang aparat lapisan paling bawah.
Kondisi kerja para aparat di negeri Aneh Tapi Nyata ini karakternya ibarat “kerbau” yang dicocok hidungnya dengan sebuah tali dalam episode pembajakan tanah sawah. Kerbau akan berjalan maju setelah pantatnya dicambuk, dia akan berjalan belok ke kanan atau kiri sangat tergantung kemauan si pembajak menarik tali yang terhubung dengan hidungnya.
Kondisi karakter para pekerja di negeri Aneh Tapi Nyata ini nyaris bak kerbau dicocok hidungnya, menurut saja kehendak orang lain (atasan) tanpa berani membantah karena kebodohannya atau tidak berdaya melawan karena takut terlepas jabatan. Kalau toh bawahan akan berupaya berani melawan, maka dengan mudahnya atasan akan bilang, “kamu di sini mau lama atau sebentar?” Maka kamu ikuti sajalah, gertak atasan.
Celakanya pula, kondisi para pekerja di negeri Aneh Tapi Nyata ini tidak sedikit yang telah berkarakter bak kerbau dicocok hidungnya, maka pada gilirannya muncullah penjilat-penjilat dari bawahan kepada atasan.
Lebih celakanya, para penjilat ini nyaris ada pada semua lini di tataran kehidupan birokrasi di negeri Aneh Tapi Nyata ini. Maka pantaslah jika kemudian timbul krisis “kekeringan” di tengah banjir, yakni krisis “Kekeringan Air Liur” karena banyaknya para penjilat di negeri Aneh Tapi Nyata ini. (-)