Eramuslim.com – Dari simpang susun Cawang Jakarta sampai ke Cibitung, Bekasi. Itulah jarak antara kota Aleppo dengan wilayah Turki. Sudah sekian lama, setiap hari, pesawat-pesawat tempur musuh-musuh Allah membombardir setiap jengkal kota dengan bom-bom barrel, bom gajah, dan sebagainya, melantakkan Aleppo yang tadinya indah menjadi kota yang mengerikan. Jutaan penduduknya menemui ajal, jutaan yang sempat mengungsi sebelum dikepung, dan entah berapa banyak perempuan Muslima dan anak-anak perempuan lainnya yang dilecehkan dan diperkosa oleh tentara-tentara syiah gabungan dari tentara Assad, Iran, dan Irak, yang dibantu penuh oleh kekuatan Komunis Rusia.
Muslim Aleppo sudah lama dikepung gabungan pasukan Syiah dan Komunis Rusia. Para suami telah meminta fatwa para ulama agar diperbolehkan membunuhi isteri dan anak-anak perempuannya.
“Mati jauh lebih baik ketimbang tertangkap tentara syiah. Jika jatuh ke tangan tentara syiah, mereka akan dilecehkan kehormatannya, diperkosa, dan sesudahnya disembelih hidup-hidup,” ujar para suami Muslim Aleppo. Mereka juga berharap agar Allah Swt langsung mematikan mereka jika terkena bom dan jangan sampai cuma terluka.
“Jika kami cuma terluka dan dirawat di rumah sakit, kami juga akan menemui kematian, tapi dengan cara yang sangat-sangat menyakitkan. Tentara syiah akan menyiksa kami dengan cara-cara yang belum pernah terpikirkan oleh manusia mana pun…”
Kemana Dunia Islam? Kemana para pemimpin Arab yang sering berkhotbah jika kaum Muslimin itu ibarat satu tubuh, dicubit satu maka yang lainnya pun ikutan sakit?
Tak kurang dari seorang Dr. Yusuf Qaradhawy yang sangat geram melihat kepengecutan mereka ini, sehingga ulama yang sudah menginjak usia 90 tahun ini berkata pedas, “Jika saya masih memiliki kekuatan untuk mengangkat senjata, saya akan langsung terjun ke bumi jihad Aleppo!”
Hanya berjarak dari simpang susun tol Cawang ke pintu tol Cibitung. Itu jarak antara Turki dan Aleppo.
Dan Februari lalu, PM Turki yang masih dijabat Davutoglu dengan tegas menyatakan akan membantu Aleppo jika diserang pasukan syiah Assad.
“Kami akan membayar utang sejarah kami. Pada suatu masa, saudara kami dari Aleppo mempertahankan kota kami Sanliurfa, Gaziantep, Kahramanmaras, kini kami akan bantu mempertahankan Aleppo. Semua bangsa Turki akan berada untuk mempertahankannya,” ujar Davutoglu berapi-api, dalam pertemuan dengan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan di parlemen
Aleppo merupakan kota yang saat ini menjadi basis pejuang Muslim Suriah. Pernyataan Davutoglu ditengarai mengacu pada Perang Dunia I atau secara lebih khusus pada Perang Kemerdekaan Turki. Pasukan Turki berhasil mempertahankan kota dan merebut sejumlah wilayah dari Aliansi.
Menanggapi pernyataan Davutoglu, Kementerian Pertahanan Rusia pernah mengatakan, Turki memang sedang menyiapkan invasi militer ke Suriah. “Kami memiliki bukti signifikan untuk menilai Turki dalam persiapan untuk invasi militer ke teritori Suriah,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Igor Konashenkov.
Namun bulan demi bulan telah berlalu. Pengepungan terhadap Muslim Aleppo terus berlanjut. Air dan makanan sudah terputus sejak lama. Selama itu pula tidak ada pergerakan apa pun dari para tentaranya Erdogan untuk menghabisi gabungan tentara Syiah dan Komunis yang begitu buas dan biadabnya terus-menerus membombardir kota dengan segala macam bom yang mereka punya, dari bom barrel, bom cluster, bom kimia, dan sebagainya.
Kemana tentaranya Erdogan? (dr)