Kebiadaban Israel menyergap kapal bantuan ke Palestina merupakan kejahatan perang yang di luar batas kemanusiaan. Kehormatan Palestina sebagai sebuah negara berdaulat dan memiliki martabat telah dinodai. Blokade yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza maupun Tepi Barat telah menyebabkan penderitaan warga Palestina yang sangat fatal.
Dunia hanya mampu menjerit tertahan menyaksikan perilaku brutal Israel. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak berdaya menahan gempuran membabi buta yang dilakukan tanpa logika dan rasa kemanusiaan. Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang terdiri dari negara-negara Islam sedunia pun tak kuasa membalas perlakuan hina yang diterima saudara seimannya di Palestina. Sementara Israel semakin leluasa menembakkan rudal dan bom ke tanah suci, Palestina.
Jatmiko, Ketua KAMMI DIY, menyatakan ”Kemerdekaan Palestina adalah harga mati. Warga Palestina berhak hidup damai selayaknya warga dunia yang lain. Israel adalah penjahat perang yang wajib diadili.”
Blokade yang dilakukan Israel atas Palestina telah menimbulkan penderitaan luar biasa bagi warga Gaza dan Tepi Barat. Logistik dan obat-obatan harus melewati seleksi ketat untuk bisa masuk. Tenaga medis dan wartawan pun tidak bisa sembarangan menyambangi kawasan tersebut. Gaza dan Tepi Barat benar-benar menjadi penjara bagi warganya. Serangan bertubi-tubi sementara pasokan logistik maupun akses listrik, air, dan kesehatan diblokade. Adakah kejadian ini menimpa sekelompok orang di belahan bumi yang lain? Drama pembunuhan tengah diputar di layar lebar, sementara penduduk dunia sekadar menjadi penonton yang hanya bisa menganga mulutnya menyaksikan tragisnya cerita. Skenario seakan hanya milik Israel, sekaligus menjadi sang sutradara dan aktor utamanya – psikopad.
Dimanakah para pemimpin dunia yang menggembar-gemborkan ”Lawan Terorisme!”, ”Menjunjung Tinggi Perdamaian Dunia!”, atau ”Pembawa Kedamaian”? Dimanakah para pemimpin Islam yang katanya memiliki ikatan akidah dan ukhuwah Islamiyah? Dimana Mahkamah Internasional PBB yang mestinya menjadi lembaga pengadilan tertinggi, nyatanya tidak punya nyali?
Justru ketika terorisme terpampang jelas di depan mata, mereka pura-pura tidak melihat, tidak mendengar bahkan yang lebih menjijikkan mereka malah membela perbuatan keji tersebut. Bahkan di kala tragedi kemanusiaan itu gamblang terjadi di dekatnya, mereka malah membenarkan Israel dengan segala argumen busuknya.
Kemanakah hilangnya nyali para pemimpin Islam? Melawan satu negara sekecil Israel saja mereka hanya mampu mengutuk dan menuntut. Lantas seberapa berdaulatkah negara Islam sesungguhnya bila ketika ada umat Muslim, saudaranya, dianiaya mereka hanya mampu terdiam dan memaki? Sumbangan dana dan relawan yang dikirim pun tak kuasa sampai di tempat saudara mereka. Teramat lemah.
Kemanakah raibnya kuasa PBB yang katanya himpunan bangsa-bangsa di dunia. Dimana letak kehormatan para pemegang hak veto yang hanya diam tercekam melihat pembantaian yang kejam? Dimana kemuliaan Mahkamah Internasional yang kehilangan taringnya hanya karena ulah si kecil Israel, penjahat perang utama di dunia?
Palestina adalah potret paling nyata tragedi kemanusiaan dunia. Perdamaian dunia telah dikhianati Israel. Adili Israel! Sekarang juga!
Wahtini
Kadep Humas KAMMI Wilayah Yogyakarta