Saya menunggu dan menunggu tampilnya mahasiswa seperti thn 1965 – 1967, 1974, dan 1998 yang karena people power mereka, dua presiden penomenal dilengserkan. Saya lalu menghayal, apakah dalam usia senja ini, saya harus turun ke jalanan lagi untuk merasakan bagaimana makanan di sel dan penjara.
Bahkan saya juga menghayal bagaimana nikmatnya Hasan Albana, Sayid Kutub, dan pahlawan dari kampung saya sendiri, Ahmad Lusi (Patimura) meninggal di tiang gantungan karena keteguhan melawan penguasa yg curang dan zalim. Apalagi memerhatikan piagam wira karya saya yang dianugerahkan pemerintah karena memiliki andil dalam pembangunan integritas nasional, khususnya di KPK. Lalu muncul pertanyaan dahsyat, “hei Abdullah Hehamahua, kamu salah seorang cucu Pattimura, masihkah kamu berintegritas.?” Ya, Allah aku rindu menjumpaiMu sebagai seorang syuhada. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin !!! [kl/wa]
Penulis: Abdullah Hehamahua, Aktivis Senior, Former Penasehat KPK