Lahirnya berbagai pergerakan dakwah tidak terlepas dari ijtihad masing masing gerakan Tentu hal ini didasarkan kepada pemahaman akan pentingnya menegakkan kembali daulah Islamiyah dalam sebuah sistem kekhilafahan berdasarkan manhaj kenabian sehingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini.
Berbagai gerakan yang muncul tentu memiliki cara dan corak pemikiran baik secara tekstual maupun kontekstual yang berbeda dari berbagai sisi, terutama bagaimana cara mengembalikan kejayaan islam tersebut, pola pembinaan kader-kadernya, bagaimana tahapan terjun dimasyarakat, sampai bagaimana cara memandang sebuah sistem diluar Islam dan lain sebagainya
Perbedaan pemikiran dan pemahaman ini sering berujung kepada dua sikap yang kontradiktif yang disebut oleh Syaikh Fathi Yakan dalam kitabnya Musykilat ad-Dakwah wa ad-Da’iyyah (kitab ini diterjemahkan oleh penerbit Era Intermedia tahun 2005 menjadi Problematika dakwah dan para Da’I) yaitu sikap saling mendukung dan menjegal ( Takaamul wa Ta’aakul) dan fenomena mengkhawatirkan ini yang menyebabkan pergerakan-pergerakan Islam belum mampu mewujudkan tujuan utama yaitu mendirikan Daulah Islam dan menghadirkan kehidupan Islami.
Fenomena takaamul dan ta’aakul ini tidak hanya terjadi antar gerakan Islam secara eksternal saja. Tapi internal dalam jamaah gerakan dakwah itu sendiri sering tidak dapat dihindari. Dan itu memang sunnatullah perbedaan selalu muncul akibat cara pandang yang berbeda diantara kader dalam jamaah gerakan (baik pemimpin maupun bawahan, Qiyadah atau jundiyah).Inilah yang dibahas dan menjadi fokus pembahasan Syaikh Fathi Yakan dalam bagian mendukung dan menjegal tersebut
Mengapa hal ini terjadi.? Berbagai pendapat menyebutkan Pertama: hal tersebut adalah sunnatullah yang pasti terjadi memang antara yang haq dan bathil akan selalu bertentangan (as-shira bainal haq wal bathil). Kedua: buruknya situasi umat Islam diberbagai aspek kehidupan di penghujung runtuhnya khilafah Islamiyah serta akibat konspirasi jahat kekuatan global .Ketiga : kurangnya sumberdaya manusia (SDM), manajemen dan dana yang dimiliki oleh gerakan dakwah tersebut.
Namun menurut syaikh Fathi Yakan asbab-asbab tersebut bukanlah merupakan faktor utama penyebab sikap takaamul dan ta’aakul bahkan beliau berbeda pandangan bahkan cenderung tidak sepakat dengan sebagian pendapat tersebut. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa penyakit tersebut lebih banyak menggerogoti gerakan dakwah itu sendiri secara internal dan tampak pada perseteruan ideologi dan clash antara pemimpin dan anggotanya, hilangnya ketaatan dikalangan aktifis dan hilangnya kepatuhan dikalangan militer, hilangnya rasa tanggung jwab semua pihak dalam gerakan, hilangnya semangat spiritual, sikap mengambil yang mudah dan ringan tapi mengqabaikan urusan yang lebih besar dan berat. Akibatnya konsep menjadi kabur, garis perjuangan menjadi tidak jelas, aktifitas lemah dan terputus-putus tidak ada kontinuitas dan keteguhan., Beliau kemudian mengutip pernyataan Abu al-Hasan an-Nadwa “Barisan menjadi kacau balau dan goncang. Hati menjadi kaku dan membatu. Tidak ada kehangatan dan kerinduan didalamnya”
Namun sebagai tawaran normatif sebagai terapi mengatasi penyakit tersebut adalah antara lain dengan tarbiyah atau pembinaan yang memenuhi syarat sehingga mampu melahirkan kepribadian Islam yang melepaskan diri secara total dari kejahiliyahan, komitmen dan menjadikan Islam sebagai sumber hukum dan barometer dalam bertindak serta jihad fii sabilillah menegakkan Islam.
Karena akar utamanya adalah tarbiyah, maka agar dapat memikul tanggung jawab yang besar menegakkan kembali daulah Islam pergerakan dakwah harus mempu meninjau kembali terhadap pandangan manajemen internal di dalam tubuh gerakan tersebut , manhaj pembinaan, tujuan dan sarana prasana aktifitas gerakannya,
Ya Allah, munculkanlah di tengah ummat ini suatu generasi yang Engkau cintai mereka dan merekapun mencintaiMu. Berlaku lemah-lembut kepada sesama orang beriman dan berlaku tegas/keras kepada kaum kafir. Mereka berjihad di jalanMu tanpa rasa takut akan celaan kalangan yang suka mencela.Amin ya Rabb.
Ya Allah saksikanlah aku sudah menyampaikan.
Oleh : Ruyatna, Pegawai Swasta