Ada lima hal yang harus diingat oleh seorang muslim, satu di antaranya adalah masa muda sebelum datangnya masa tua. Kenapa seorang pemuda harus mengingat-ingat masa yang sedang ia lalui sekarang? Tentu agar berhati-hati. Masa muda itu harus dilalui dengan sebaik-baiknya.
Hasan Albashri mengingatkan kita, “Sesiapa yang menjaga ketakwaannya pada Allah di masa muda dan kuatnya, Allah akan menjaganya di masa tuanya dan lemahnya.”
Sering kali seorang pemuda terlupa. Ia merasa bahwa ia akan hidup kuat selamanya. Ia lupa suatu saat kulitnya akan mengeriput. Ia lupa suatu saat ototnya yang kekar akan mengendur. Ia lupa suatu saat tulang-tulangnya yang kokoh akan merapuh. Ia lupa suatu saat beban jantungnya akan semakin berat, sedangkan jantungnya tak kuat memompa. Ia lupa suatu saat nafasnya akan terpenggal-penggal sebab diafragma yang mengkaku.
Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Berapa lama kita bisa hidup? Paling cuma enam dekade saja. Sampai sekarang kita sudah melalui sepertiga, setengahnya, atau bahkan lebih dari itu. Maka, bukankah sudah pantas kita bertanya, “Dimanakah tempatku kelak?”
Ingatlah Iblis yang terkutuk. Hanya ada satu kesalahan yang menjadi sumber petaka baginya. Apa itu? Kesombongan. Ia berani membantah perintah Allah dengan kesombongannya. Jadilah bangsa Iblis terkutuk selamanya. Tidak hanya itu, kelak tempat mereka adalah neraka.
Mari bertanya pada hati kita sendiri, sudah berapa banyak dosa yang kita perbuat? Sangat banyak, bukan? Maka, sepantasnya sebutan bagi kita apa? Iblis hanya melakukan satu kesalahan, sedangkan kita sudah tak terhitung. Dimana pula tempat kita kelak?
Mari berlindung kepada Allah dari neraka, api yang menyala-nyala. Mari memohon kepada Allah, agar ditempatkan di surga, tempat segala keindahan.
Masa muda ini akan dipakai buat apa? Akankah ia berlalu dalam canda, tawa, senda, gurau, dan hura-hura saja?
Bagaimana bila ternyata tak diizinkan oleh Allah mencicipi masa tua? Apa yang akan dipertanggungjawabkan?
Sungguh, bila akal mau memikirkan, bila hati mau merasakan, kesadaran akan terbit. Cahaya akan menerangi hati. Sepoinya udara akan menyejukkan bathin.
Selagi masih muda, kerenkan diri dengan ibadah, amal, kerja, belajar, dan memperjuangkan agama Allah. Selagi masih muda, galilah potensi diri untuk menunjang kemajuan umat. Selagi masih muda, jadilah orang asing.
Sebagaimana bunyi hadits, “Bila kamu berada pada waktu sore, janganlah menunggu pagi. Bila kamu berada pada waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore.”
Dikatakan pula dalam hadits, “Islam itu bermula dengan keasingan, dan kelak akan kembali asing. Maka, beruntunglah orang-orang asing.”
Masa muda adalah masa yang penuh semangat. Pada masa ini ide-ide brilian bisa bermunculan.
Hendaknyalah semua potensi itu digunakan untuk menebar manfaat. Semoga kelak ketika tiba masanya jantung berhenti berdetak, yang dibawa adalah kebaikan menggunung.
Semoga kita terhindari dari sifat menyia-nyiakan nikmat Allah..
Muhammad Rois Almaududy Hasibuan
Mahasiswa S1 ilmu keperawatan USU. Ketua “Al-Fatih Club”. Pengurus tetap Forum Komunikasi Islam (Forkis) RUFAIDAH Fakultas Keperawatan USU. Penulis.