Eramuslim.com – Dengan terjadinya pandemi Covid-19, Tentunya berdampak terhadap banyak hal seperti Ekonomi, Pendidikan, Kehidupan sehari-hari, dan juga yang tidak kalah penting yaitu Kesehatan mental terhadap individu. Dari tidak stabilnya kesehatan mental akan berdampak kepada pola hidup sehat. Dan salah satu contohnya adalah Mahasiswa yang secara beruntun mendapatkan banyak rintangan dalam hidupnya untuk beradaptasi di lingkungan baru.
Pada awal Pandemi COVID-19, pemerintah secara resmi menyatakan bahwa semua lembaga pendidikan akan menerapkan pembelajaran online (media online) pada Maret 2020. Dimulai dengan kuliah online, dapat dilihat dampak kuliah online terhadap mahasiswa, terutama mahasiswa baru. Mungkin semester pertama adalah kesempatan bagi mahasiswa baru untuk mencari relasi, tumbuh, dan belajar untuk lebih mandiri, namun semua itu tidak dapat dicapai pada masa Pandemi Covid-19.
Berdasarkan data menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), WHO menemukan bahwa 1 miliar orang di dunia memiliki gangguan mental. Sebuah publikasi WHO memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada 10 Oktober 2020 mencatat bahwa 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat konsumsi alkohol dan satu orang meninggal karena bunuh diri setiap 40 detik. WHO telah menemukan bahwa lebih dari 75% orang dengan gangguan psikiatri, neurologis dan penyalahgunaan zat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak menerima pengobatan yang memadai.
Saat ini masalah kesehatan jiwa di Indonesia masih sangat tinggi, terutama di kalangan remaja, karena emosi mereka yang labil dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah yang ada belum mencukupi. Remaja dianggap sebagai kelompok yang rentan mengalami gangguan jiwa. Perhatian lebih harus diberikan kepada remaja karena mereka adalah aset generasi penerus bangsa dan negara.