Para sineas Barat selalu memiliki berbagai cara untuk merusak citra Islam melalui film-film garapan mereka. Salah satunya adalah The Pirates of Carribean, yang sempat digemari masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Dalam film tersebut, sang tokoh utama, yaitu seorang pentolan bajak laut bernama Jack, selalu konyol dan apes. Meskipun setting-nya di perairan Karibia, para pengamat dunia Islam yakin bahwa tokoh Jack dalam film tersebut merupakan bentuk penghinaan Barat terhadap Aruj, pahlawan muda dari Turki.
Selain Jack, penghinaan terhadap Aruj oleh Barat juga dilakukan dalam bentuk tokoh antagonis beberapa komik seperti: Kapten Hook (bos perompak dalam komik Peterpan and the Pirates), Rackham Merah (pemimpin bajak laut bengis dalam dua cerita bergambar serial Tintin, yaitu Rahasia Kapal Unicorn dan Harta Karun Rackham Merah), dan masih banyak lagi.
Mengapa seorang pemuda Turki benama Aruj sangat dibenci oleh Barat? Ternyata Aruj adalah pemuda Muslim yang diangkat sebagai panglima AL (laksamana) negara Islam Turki Utsmani. Di bawah komando Aruj, angkatan laut Turki Ustmani berhasil menciptakan keamanan laut Tengah, dari gangguan para bajak laut Eropa. Para bajak laut Eropa dikenal gemar menjarah barang berharga dan merusak kehormatan para penumpang kapal wanita, bahkan membunuh para korbannya.
Seperti dikisahkan para sejarahwan di berbagai literatur, kecemerlangan karier militer Aruj juga teruji ketika sukses menjalankan misi penyelamatan ribuan pengungsi Andalusia pada tahun 1492. Sejak beberapa tahun sebelumnya, koalisi kerajaan Castille-Aragon melancarkan misi Reconquista (penaklukan seluruh wilayah Spanyol dari tangan umat Islam). Moslem cleansing pun terjadi di seantero Andalusia, kerajaan yang luasnya mencapai 90 persen Spanyol.
Selain penjarahan harta benda, pembantaian ribuan jiwa, tentara salib juga melakukan pemerkosaan massal terhadap ribuan Muslimah.
Demi menghindari kezhaliman tentara salib, ribuan Muslim Spanyol lainnya berusaha melarikan diri dari tanah air mereka. Namun upaya itu tidak mudah karena tentara penyembah Three in One berusaha membantai habis umat Islam. Pada saat genting itulah Aruj dengan armada AL Turki jauh-jauh datang membantu saudara seimannya. Selain sukses menyelamatkan ribuan pengungsi Andalusia ke Maroko, Aljazair, dan Tunisia.
Dalam ekspedisi penyelamatan pengungsi Andalusia, AL Turki yang dipimpin Aruj berhasil mengalahkan AL Castille-Aragon yang didukung AL Portugis dan AL Perancis. Banyak tentara salib tewas dan kapal-kapal perang mereka karam di laut Tengah. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi kebencian Barat terhadap Aruj.
Karakter Pemuda yang Memajukan Peradaban Islam
Laksamana Aruj adalah salah satu dari sekian banyak pemuda yang berpartisipasi dalam memajukan peradaban Islam. Ia mengorbankan jiwa-raganya demi menegakkan agama ini di muka bumi.
Pemuda merupakan pilar utama dalam perjuangan, termasuk perjuangan membangun dan memajukan peradaban Islam. Sebab usia muda merupakan masa emas dalam perjalanan hidup manusia di dunia.
Insan-insan seperti mereka sangat layak mendapat pujian dari Allah SWT, ”Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. al-Kahfi : 13)
Para pemuda yang memajukan peradaban Islam memiliki 5 karakter dasar, yang dikenal sebagai Karakter 5M, yaitu: mu’min, mushlih, mujahid, muta’awin, dan mutqin.
Sebagai pribadi mu’min, mereka memiliki aqidah yang lurus dan bersih, semangat dalam beribadah sesuai sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wassalam, serta usaha yang keras untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Sebagai insan mushlih, para pemuda penopang kemajuan peradaban Islam memiliki kepedulian yang besar untuk memperbaiki kondisi masyarakat (terutama dalam masalah agama) secara hikmah, serta mampu memecahkan problema yang dihadapi masyarakat (problem solver).
Sebagai insan mujahid, mereka memiliki tekad yang kuat dalam memperjuangkan tegaknya agama (beserta peradaban) yang diwariskan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wassalam, rela berkorban (harta, jiwa, serta raga) dalam perjuangan, serta tidak mudah berputus asa ketika menghadapi segala halangan dan rintangan dalam perjuangan. Mereka mengingat betul janji Allah SWT, ”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7).
Sebagai figur muta’awin, para pemuda yang memajukan peradaban Islam menjunjung tinggi semangat ta’awun (saling bekerjasama) dengan berbagai pihak di bawah naungan syariat Islam, tidak mudah konflik apalagi berpecah belah jika terjadi perbedaan pendapat selama masih bersifat non-prinsip (khilafiyah furu’iyah), serta mampu menjadi mediator bagi persatuan antar para pengusung peradaban.
Sebagai personil yang mutqin, para pemuda yang berjasa dalam memajukan peradaban kaum Muslimin jelas memiliki minat dan bakat (profesional) di bidang apapun yang digelutinya, mengetahui apa saja tugas dan amanah yang diembannya, serta tidak mudah meninggalkan medan tugas walau bagaimana pun kondisi yang dialaminya.
Jadi, marilah kita meneladani Aruj dan para pemuda Muslim lainnya yang telah memajukan peradaban Islam sesuai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang kita geluti. Wallahua’lam.
Muh. Nurhidayat; Dosen/Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Ichsan Gorontalo