Untuk kesekian kalinya israel melakukan aksi militer secara membabi buta. Kali ini kapal yang mengangkut misi kemanusian jadi korban keganasannya. Dilaporkan bahwa jumlah korban mati menurut berita telah mencapai Sembilan orang. Belum lagi korban yang hilang hingga kini masih belum terindikasi akan selamat.
Kejadian ini tentu saja semakin mengaburkan masa depan perdamaian palestina. Sementara keadaan warga sipil palestina semakin buruk akibat kekurangan logistic yang melanda mereka. Hal ini juga diperparah oleh masalah internal mereka antara pihak hamas dan kelompok fatah.
Alasan utama mengapa Israel menyerang kapal misi perdamaian, menurut laporan dari pihak intelejen disinyalir bahwa misi perdamaian memiliki agenda terselubung diluar misi kemanusiaan. Hal ini perlu dibuktikan oleh PBB sebagai lembaga tertinggi yang menaungi kepentingan semua Negara. Bagaimanapun penyerangan tentara Israel atas misi kemanusiaan itu menunjukkan sikap brutal dan rasa kekhawatiran mereka atas dukungan warga diberbagai belahan dunia atas “genosida warga palestina”.
PBB harus segera mengambil tindakan cepat untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih buruk atas warga pelestina. Pasukan perdamaian harus segera dikirim untuk melindungi warga sipil dari amukan senjata tentara Israel.
Restorasi fasilitas umum yang rusak akibat dari perang yang tak seimbang beberapa waktu harus segera direalisasi. Dan yang terpenting PBB harus menjadi medium di antara pihak Israel dengan palestina dimana PBB tidak boleh terkooptasi oleh kepentingan yahudi Amerika.
Sesungguhnya aksi militer Israel masih akan berlangsung hingga wilayah palestina benar-benar mereka kuasai. Mereka akan terus mendesak hingga warga muslim palestina bersih dari “Negara Israel”. Karena dalam keyakinan bangsa Israel tanah palestina merupakan tanah warisan nenek moyang mereka bangsa yahudi yang telah Tuhan janjikan atas mereka.
Palestina menurut mereka harus menjadi kota suci bangsa dan agama yahudi layaknya kota Vatikan sebagai kota suci umat Kristen maupun kota Makkah sebagai kota suci dan kiblat umat islam. Maka tidak heran bila konfik yahudi-palestina seolah tiada akhir karena dorongan sentimen agama ikut bermain.
Keadaan itu diperparah oleh kebijakan politik luar negeri amerika yang secara kasat mata sangat mendukung Israel. Amerika sangat berkepentingan menancapkan pengaruh mereka diwilayah timur tengah.
Kepentingan menguasai “minyak” dinegeri petro dolar memerlukan dukungan Negara yang secara idiologis sama dengan amerika, dan itu adalah Israel. Makanya apapun yang dilakukan Israel atas tanah dan penduduk muslim palestina selalu diamini oleh amerika. Dalam hal ini kepentingan ekononi dan agama bersatu dalam persekutuan mereka.
Lantas apa sikap kita sebagai bangsa Indonesia dan bagian dari umat islam dunia? Sebagai Negara yang mandiri dengan penduduk mayoritas islam, harus turut ikut peduli atas keadaan rakyat palestina. Pemerintah harus mengambil langkah politik etis menciptakan ketertiban dunia dari rongrongan kolonialisme atas nama apapun.
Politik etis ini keberanian untuk menyuarakan sikap pemerintah atas konfik tanah palestina. Pemerintah harus mampu menangkap suara-suara masyarakat yang geram melihat gejolak politik timur tengah. Dan turut mendorong PBB secara aktif menyelesaikan konflik tanah palestina secara berkeadilan. Disamping juga solidaritas bantuan kemanusiaan meliputi paramedic maupun logistic untuk meringankan beban derita rakyat palestina.
Mungkin kaum muslimin perlu menyamakan visi dalam mensikapi konflik yahudi-palestina, terutama kelompok hamas dan fatah. ibarat kata sebelum orang lain masuk terlebih dulu kita beresi urusan intern rumah tangga kita dulu.
Mereka lebih baik duduk membahas bagaimana sebaiknya palestina kedepan. Lepaskan baju kepentingan kelompok diantara mereka. Satu-satunya kepentingan adalah rakyat palestina sebagai pemilik kekuasaan sah atas tanah pelestina. Selamat berjuang palestina
Mohammad Yahya. lulusan pesantren Al-Munawwir jogjakarta