Eramuslim.com – Di era dewasa ini, kemiskinan bukan hal yang baru kita dengar atau kita ketahui eksistensi nya. Sebenarnya, kemiskinan merupakan isu strategis yang dialami oleh semua negara di dunia. Seperti yang nampak dalam berita di surat kabar maupun layar kaca, kemiskinan masih sangat meraja lela di seluruh penjuru negeri. Kemiskinan dilihat sebagai ketidakmampuan individu atau kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan bagi dirinya dan keluarganya.
Lalu bagaimana suatu penduduk dapat dikatakan miskin? Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik ( BPS ) suatu penduduk dikatakan miskin jika rata-rata pengeluaran bulanan per kapitanya berada di bawah garis kemiskinan. World Bank juga mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang yang memiliki pendapatan dibawah US $1.25 per hari (UNSDSN, 2012). Terhitung dalam bentuk Rupiah (asumsi Rp. 14.679/ 1 US$) maka seseorang terkategori miskin apabila pendapatannya dibawah Rp. 18.349 per hari atau di bawah Rp. 568.811 per bulan. Sebenarnya, kondisi ini juga diperparah dengan jumlah anggota keluarga, yang mana semakin banyak anggota keluarga, maka semakin banyak pula pendapatan yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan.
Penyebab kemiskinan sangatlah banyak, namun terdapat dua hal yang sangat umum dijumpai dalam negeri ini, yaitu:
- Pengangguran,
Pengangguran adalah salah satu penyebab meningkatnya kemiskinan di Indonesia, dengan sedikitnya lapangan kerja sangat berdampak bagi seorang individu untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak. Dan pengangguran akan berdampak kepada ketimpangan sosial lainnya seperti meningkatnya kriminalitas. Dalam situasi tersebut, mungkin saja untuk seseorang untuk mendapatkan suatu hal dengan cara apapun yang dia inginkan, dan seseorang rela melakukan kriminalitas demi menggapai hal tersebut.