Gurindam adalah puisi lama melayu yang mempunyai ciri tiap bait terdiri dari 2 baris dengan akhir irama yang sama. Baris pertama biasanya berupa soal atau perkara, dan baris sesudahnya adalah penjelasan dan jawaban. Bahasa dan perjuangan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
Kisah perjuangan juga adalah kisah para pejuang dengan bahasa. Dan segala kisah perjuangan di muka bumi ini, kalaulah boleh dikatakan, para pemuda lah sebagai tintanya.
Maka gurindam ini dikhususkan untuk saudaraku para pemuda tercinta di lima benua. Para pemuda ketika yang lain sudah gelap dengan dunia, maka mereka masih menjaga diri agar hati tidak menjadi buta.
Para pemuda yang di tengah segala propaganda putus asa, justru melihat diri mereka lah asa yang tersisa. Para pemuda ketika yang lain sibuk dengan diri sendiri saja, maka kesenangan mereka adalah mendahulukan saudaranya.
Gurindam ini dikhususkan untuk para pemuda ketika ibu-ibu lain hilang peka meninggalkan putra-putrinya, maka merekalah yang berjihad mempersiapkan tentara Rabbnya. Para pemuda ketika yang lain tanpa malu memamerkan diri untuk menjadi yang tercantik di dunia, justru mereka lah wanita tercantik sedunia karena paling menjaga rasa malu dengan hijabnya.
Gurindam ini dikhususkan untuk para pemuda yang hidup bersama sirah Rasulnya, sembari mengusap air mata mengingat Junjungan Tercinta.
Para pemuda yang diancam ketakutan dan kematian oleh para musuhnya, jawaban mereka adalah surga. Para pemuda ketika yang lain sibuk dengan segala teorinya, maka mereka mencukupkan Al Quran sebagai dusturnya.
Gurindam ini dikhususkan untuk para pemuda, yang melihat masa depan dunia adalah Islam sebagai jawaban segala perkara.
Para pemuda yang melihat masa depan Din-nya adalah kejayaan dan kemenangan atas musuh-musuhnya. Dan para pemuda yang tidak pernah berbangga, karena mereka hanyalah hamba Rabbnya.
Gurindam “Syarat Kemenangan”
Bila niat tlah terucap
Tanda siap bertanggung jawab
Bila perkara tlah tetap
Bersiaplah dengan hati yang mantap
Belumlah disebut taat
Bila masih melalaikan shalat
Belumlah disebut menegakkan shalat
Bila masih enggan membayar zakat
Belumlah disebut beruhul jadid
bila kaki masih berat ke masjid
Tanda engkau ikut Rasulmu
Bila ucap bersatu dalam lakumu
Tanda paham kan dunia
Laksana pengembara hidupnya
Tanda hati bisa melihat
Bila ia menangkap akhirat
Tanda orang mengenal isyarat
Tahulah ia sungguh kiamat tlah dekat
Tanda orang siap berjihad
Bila yang diminta tolong hanya Dia Yang Ahad
Carilah olehmu ilmu
Yang boleh merubah lakumu
Carilah olehmu cita
yang tidak bersandar pada manusia dan harta
Carilah olehmu cinta
yang membawamu pada Dia semata
Carilah olehmu bekal
Yang ketika di kubur tak ikut tertinggal
Sesiapa yang melihat hidup itu ujian
Pertanda ia masih punya iman
Sesiapa yang dijauhi ketenangan
Diam di masjid adalah jawaban
Sesiapa yang akrab dengan Al Quran
Tahulah ia sebenar-benar petunjuk jalan
Kebaikan ilmu bukanlah jabat pangkat hormat dan salut
Melainkan bila terhadap-Nya dirimu bertambah takut
Kebaikan harta bukanlah emas segunung Uhud
Melainkan bila dengannya engkau infaq dan zuhud
Tinggalkan kesenangan semu
Maka setan tak menjadi tamu
Tinggalkan segala ragu
Maka bertemu apa yang dituju
Ketika yang lain beda baju bertikai
Tetaplah engkau dengan baju Islam yang dipakai
Ketika banyak bendera saling berseteru
Cukuplah kalimat tauhid sebagai bendera pembaharu
Sekalipun yang tersisa hanya engkau yang satu
Cukuplah ALLAH menjadi penentu
Apabila ALLAH telah memberi restu
Langit bumi berserta isinya kan jadi pembantu
Sungguh kemenangan itu dekat
Bagi mereka yang menjaga syarat
Sungguh segala syarat tlah jelas
Tiada lain Al Quran yang mempertegas
Dan sungguh kemenangan itu adalah pasti
Untuk yang nafas kesabarannya tiada berhenti
Profil penulis :
Ibnu Kahfi Bachtiar, guru di Universitas Maritim Raja Ali Haji