Islam datang untuk melepaskan manusia dari berbagai bentuk belenggu perbudakan, perhambaan, dan penjajahan. Perbudakan ini bisa dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya, negara terhadap rakyatnya, dan oleh suatu negara terhadap negara lainnya.
Islam datang untuk menegakkan keadilan, bahwa tidak ada manusia yang merasa berhak untuk menjadi mulia, agung dibanding manusia lainnya, selain dari ALLAH yang menetapkan kemuliaan itu berdasarkan kadar takwa manusia itu sendiri. Islam datang untuk menyadarkan manusia bahwa satu-satunya yang pantas disembah hanyalah ALLAH, karena Dia lah Yang Maha Adil, Dia lah yang Maha Bijaksana, dan Dia lah Yang Maha Raja, Pemilik semesta alam raya ini.
Negara Islam adalah negara yang menjadikan Islam sebagai nafasnya. Hukum nya bukanlah aturan-aturan yang dibuat berdasar hawa nafsu, sehingga berlaku untuk sebagian manusia namun sebagian yang lain terhindar darinya. Hukum tertingginya adalah pedoman cara hidup yang tidak ada keraguan di dalamnya, tidak bengkok, memuat penjelasan terperinci untuk segenap manusia, yaitu Al Quran dan Sunnah.
Negara Islam adalah negara yang menjamin setiap hak hidup kaum minoritas sebagaimana mereka menjamin hak mayoritasnya. Keadilannya terang-benderang, meliputi setiap manusia yang hidup dalam naungannya.
Sudah sepatutnya bagi setiap muslim untuk menunjukkan keislamannya dengan terang dan tegas. Terlebih di negeri ini yang benihnya tumbuh dengan siraman darah para syuhada, maka tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk kemudian menyembunyikan identitas keislaman mereka. Seorang muslim yang beriman, tidaklah memiliki cita-cita yang lebih mulia selain menegakkan kalimat ALLAH di tempat di mana kakinya berpijak. Ia bercita-cita bisa menghirup nafas tauhid, bersih dari segala racun kemusyrikan, merdeka untuk tidak lagi diperbudak dalam bentuk apapun, dan tegaknya keadilan tanpa kompromi pada berbagai bentuk kezaliman.
Negara Islam adalah keniscayaan perjuangan bagi setiap muslim, karena tidaklah dapat dikatakan ia berislam secara total bila ia mengambil sebagian dan berpaling pada bagian yang lain, kecuali bila ia memilih menjadi sedemikian karena merasa aman dari pertanggungjawaban di hadapan ALLAH kelak. Untuk orang-orang yang memilih cara hidup sedemikian, maka hendaknya mereka menyebut diri mereka sendiri part-time moslem.
Sungguh aneh di dunia ini ada saja orang-orang yang merasa bahwa bumi ini milik mereka, negara adalah lahan yang mereka perebutkan simpanannya, kepentingan orang banyak adalah bahan gurauan mereka, dan agama hanya menjadi bahan perdebatan dan makar mereka. Tetapi alangkah lebih mengherankan, jika orang-orang seperti ini bertebaran di setiap negeri Islam. Nama mereka muslim. Lidah mereka fasih mengutip kitab suci. Tetapi sayang hanya sebatas itu. Mereka sudah terbiasa untuk membius darah mereka dengan harta haram. Akal dan suara hati nurani tertutup oleh nyanyian ribut dan nyaring hawa nafsu mereka. Mereka adalah makhluk melata pengkhianat. Mereka hidup dari menghisap manusia-manusia lain yang mereka anggap lemah. Mereka berlindung di balik setiap aturan dan hukum mainan mereka. Mari kita mengenal karakter mereka yang dijelaskan secara rinci oleh Al Quran.
“Dan di antara manusia ada yang berkata,“Kami beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir”, padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu ALLAH dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ALLAH menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta. Dan apabila dikatakan pada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab,”Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. Dan apabila dikatakan kepada mereka,“Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab,“Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata,“Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata,“Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”(Q.S.Al Baqarah: 8-14)
Sungguh panjang lebar Al Quran menceritakan karakter makhluk melata ini, dan bagaimana akhir segala tindak tanduk mereka terhadap umat. Orang-orang beriman tidak perlu terlalu gusar dengan sikap para makhluk melata ini. ALLAH yang akan mengurus mereka. Setiap gerak-gerik dan siasat mereka tanpa disadari akan mengubur mereka sendiri. Orang-orang inilah yang ditelan dengan sendirinya oleh sejarah.
Tetaplah setiap orang-orang beriman fokus pada perjuangan mereka untuk menegakkan Islam di muka bumi ini. Islam adalah Dien dan Daulah. Sungguh setiap badai yang menerpa hanya menyapu puing-puing yang rapuh, dan setiap yang berakar kokoh akan tetap tegak. Berjuanglah untuk mengembalikan ‘izzah umat ini. Bersihkan hati dari segala penyakit. Bersihkan amal dari segala perbuatan yang dibenci ALLAH namun telah diperindah setan hingga kita terpedaya untuk melakukannya.
Ketika segenap para penjajah dan pengikut mereka hendak menghapus kata jihad dalam kitab kita, maka pahatlah kata ini di hati kita, alirkan saripatinya dalam darah kita, kobarkan apinya di sorot mata kita ketika berhadapan dengan para penjajah tersebut. Ketika manusia-manusia sombong hendak mengada-ngadakan kitab suci baru bagi umat ini, maka teruslah genggam Kitabullah ini, berpikirlah dengannya, bicaralah dengannya, beramallah dengannya, dan matilah dalam keadaan berakrab dengannya.
Saksikanlah, kami adalah muslim. Islam adalah pilihan hidup kami. Islam adalah negara kami. Islam adalah hidup dan mati kami. Sesiapa yang hendak bermain-main dengan Islam, dengan sendirinya akan berhadapan dengan kami.
Profil penulis : Ibnu Kahfi Bachtiar, guru di Universitas Maritim Raja Ali Haji