Di abad modern, negara-negara dunia sibuk dengan slogan Hak Asasi Manusia (HAM). Masing-masing negara berusaha mencari konsep yang mengusung kebebasan dan persamaan hak.
Negera yang dianggap masih belum merealisasikan kebebasan bagi rakyatnya akan mendapat kritikan oleh negara yang merasa dirinya sudah menjalankan HAM. Amerika bersama sekutunya adalah negara yang kerap kali mengampanyekan isu HAM tersebut. Tidak hanya itu, negeri ‘paman sam’ ini tidak segan menggunakan ‘tangan besi’nya untuk menundukkan negara yang tidak mau menjalankan HAM versi mereka.
Berbagai draft dan rancangan telah dikeluarkan untuk mengatur HAM. Termasuk negeri kita.
Sayang, kebebasan dan persamaan ‘HAM’ yang selama ini diagung-agungkan, hanya sebatas menjadi isu hangat di media massa saja. Di lapangan, jauh panggang dari apinya. berbagai kasus pelanggaran yang terjadi, baik di tanah air hingga belahan dunia lainnya, menjadi bukti bahwa HAM yang selama ini digembar gemborkan hanyalah utopis belaka. kebebasan HAM yang dijanjikan negara-negara besar hanyalah euforia bagi negara lemah.
Kita lupa bahwa empat belas abad yang lalu dalam momentum arafah, Muhammad Saw. adalah orang pertama yang mendeklarasikan Hak-hak Asasi Manusia. Nabi akhir zaman ini menjadi pionir sekaligus arsitek hukum dalam memberikan ketenangan, kedamaian dan rahmat bagi umatnya. inilah yang diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Anbiya’ ayat 107, "dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Potret ketidak adilan dan pelanggaran HAM begitu kentara. Ironisnya, itu juga terjadi di negara-negara muslim. terlalu banyak untuk diungkapkan deretan catatan hitam yang terjadi di dunia Islam.
Betapa hari arafah menjadi saksi bagi kita, bahwa di sana telah terjadi sebuah momen bersejarah bagi umat manusia. Detik-detik yang menjadi catatan bagi dunia bahwa Islam telah memiliki konsep dalam mengatur hak asasi manusia. Hal ini terekam dalam khutbah baginda Rasulullah Saw. di hari arafah. Ini merupakan khutbah monumental serta menjadi khutbah terakhir nabi Muhammad Saw. sebelum beliau wafat.
Khutbah yang disampaikan di saat Islam telah menjadi adi daya di jazirah Arab. Khutbah yang menyadarkan manusia bahwa sebuah power jika dipegang oleh umat Islam secara benar maka ia akan menjadi wahana untuk memberikan keadilan dan menjaga hak-hak asasi manusia.
Kekuatan yang akan digunakan untuk mewujudkan sebuah peradaban yang besar dan berakhlak, bukan ‘kendaraan’ untuk kezhaliman dan kediktatoran. Khutbah yang menjadi sejarah besar umat manusia dalam pendeklarasian hak asasi manusia.
Di antara isi khutbah Rasulullah yang menjadi sumber inspirasi dalam penegakan Hak asasi manusia adalah:
1. Darah dan harta adalah dua hal yang sangat asasi untuk dilindungi dalam kehidupan masyarakat. Dua hal inilah yang banyak disentil Rasulullah dalam isi khutbahnya. "wahai manusia sekalian, sesungguhnya darah dan harta kalian suci sebagaimana sucinya hari, bulan dan negeri ini." (HR: Bukhari dan Muslim). dalam hadis qudsi Allah berfirman "wahai hambaku, sesungguhnya aku mengharamkan kezaliman dalam diriku, dan aku juga menjadikan kezaliman diantara kalian sesuatu yang haram (terlarang), maka janganlah kalian saling menzalimi" (HR: muslim dan ahmad).
Ini merupakan point yang melarang bahkan mengharamkan bagi orang lain untuk merampas hak-hak orang lain, harta apalagi jiwa.
2. Tidak hanya sisi harta dan jiwa, bidang ekonomi juga menjadi perhatian penting dalam khutbah Rasulullah. "riba di masa jahiliyah telah ditinggalkan, dan riba itu adalah riba yang telah terjadi di masyarakat jahiliyah kita, riba Al-Abbas Bin Abdul Muthalib, sesungguhnya riba itu perkara yang harus ditinggalkan." (HR: muslim dan ibnu majah).
Sesungguhnya riba merupakan kezaliman yang nyata, menghancurkan hak-hak manusia. Yang kaya menindas yang miskin. kita telah menyaksikan bagaimana praktik ribawi dalam perekonomian modern telah menghancurkan ekonomi dunia. Indonesia sendiri belum mampu melunasi hutangnya dengan bunga hutang yang semakin membengkak.
Rasulullah menjadi orang nomor satu dalam menghentikan pertumpahan darah orang-orang jahiliyah, menghilangkan rasa dendam di antara mereka, dan menghentikan praktik ribawi yang ketika itu dilakukan paman beliau sendiri Abbas di masa jahiliyahnya. Inilah yang harus dicontoh oleh para pemimpin dunia, untuk merubah praktik haram yang merusak dan beralih ke sistem islam.
3. Penjagaan terhadap hak-hak wanita. beliau bersabda "takutlah kalian kepada Allah akan wanita, mereka adalah amanah yang dititipkan Allah pada kalian, dan dihalalkan mereka bagi kalian atas kalimat Allah" (HR: Muslim).
4. Konsep persamaan di antara sesama. Sistem yang menghilangkan unsur kesukuan dan kelompok. Tidak ada perbedaan antara jenis bangsa, warna kulit maupun kekayaan. semuanya sama. "wahai sekalian, bukankah tuhan kalian satu, bukankah tidak ada keistimewaan Arab terhadap non arab maupun sebaliknya, putih terhadap hitam atau sebaliknya kecuali dengan taqwa". (HR: Ahmad).
Inilah beberapa konsep hak asasi manusia yang telah dideklarasikan Rasulullah dalam khutbahnya di hari arafah. Semoga momentum arafah kali ini menjadi sumber inspirasi bagi kita untuk mencoba meneladani nilai-nilai yang terkandung dalamnya. jutaan umat Iislam berwukuf di arafah. dengan kondisi dan pakaian yang sama. Tidak ada perbedaan antara pejabat dengan rakyat jelata. kaya atau miskin. Afrika maupun Asia. semuanya sama di hari itu, semuanya sama-sama mengharap keridhaan Allah Swt.
Husamuddin mz, mahasiswa universitas al-azhar