Saat semua aktivis Islam ditangkap,dibunuh dan ditindas di seluruh pelosok negeri,kita berfikir bahwa tauhid akan dikalahkan oleh system jahiliyah. Mata kita yang terbatas dan akal kita yang sempit melahirkan sebuah pemikiran yang pada ujungnya adalah sebuah bentuk kompromi kepada thoghut.
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan menyucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!.” [QS. Al-Baqarah (2): 174-175]
Kita melupakan bahwa nafas dakwah tauhid ini berasal dari Allah SWT. Tongkat komando ini diwariskan oleh Rasulullah SAW kepada orang-orang yang telah berikrar bahwa hidup matinya hanya untuk tegak kalimatNya.
Kita menjadi seperti orang-orang syiah yang bertaqiyyah dihadapan manusia padahal cobaan dakwah sama sekali belum menghampiri kita dan keadaan masih /belum seberapa dibandingkan dengan masa-masa yang lalu. Kita bermudahanah agar orang-orang kafir berhenti memusuhi dan yang lebih parah kita berkeyakinan bahwa taqiyyah dan mudahanah adalah maslahat dakwah dan keuntungan bagi tauhid.
Benarkah persepsi itu atau itu hanya angan-angan dan khalayan karena kita sudah terlalu nyaman dengan keadaan dan fasilitas dunia ini ? sebenarnya kita hanya perlu bertanya kepada hati nurani tentang sikap kita yang masih suka bertaqiyyah dan bermudahanah akankah memperlama nafas dakwah atau menyumbatnya hingga manusia melihat kebenaran menjadi samar-samar. Padahal Allah SWT menyuruh kita berterus terang bila itu sebuah kebenaran.
“Dan janganlah kalian campur adukkan antara yang hak dan yang batil dan kalian sembunyikan kebenaran padahal kalian tahu.” (Al-Baqarah: 42)
Kita sebenarnya hanya takut kepada bayang-bayang kekalahan, dan kita sering belajar hanya bagaimana caranya menang daripada belajar untuk menerima kekalahan. padahal Sejarah mengajarkan kepada kita bahwa menang atau kalah dalam dakwah adalah suatu hal yang dipergilirkan bukan final dari sebuah perjuangan.
Mari kita sejenak bersama Bilal RA. Melafazkan dengan pelan “Ahad,Ahad,Ahad. Menikmati setiap tikaman bersama keluarga Yasir RA. Atau mari kita duduk bersama orang-orang yang hari ini dipenjara thoghut karena lidah mereka selalu berkata lantang “ sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut”. Agar kita keluar dari ruang hampa yang selalu membisikkan ke telinga kita “hidupmu adalah dakwah itu, bila engkau mati maka siapa lagi yang akan berjuang menegakkan kalimat Allah”.
Matinya kita karena perjuangan dan perlawanan ini tidak akan mematikan dakwah tapi melahirkan manusia yang lebih siap memikul dan memperjuangkan dakwah ini lebih baik daripada kita hari ini.
Kita hanya sebuah jasad dan tauhid adalah oksigennya, bila kita mati karena jalan dakwah ini, maka ada ribuan manusia yang masih menghirup dan memperjuangkannya agar seluruh manusia juga menikmati udara tauhid.
Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu untuk meneguhkan kaki-kaki mujahidin di manapun mereka berada, terutama di Palestina, Irak, Kashmir, Cechnya dan Afghanistan.
Ya Allah, tepatkan tembakan mereka, ikatlah antara hati mereka, persatukanlah mereka, berilah mereka bantuan dari sisi-Mu, dan tolonglah mereka atas musuhmu dan musuh mereka, karena tidak ada yang mampu menolong selain Engkau, Wahai Dzat yang Mahakuat lagi Mahaperkasa.
Ya Allah, ilhamkanlah untuk umat ini kelurusan, yang di sana pelaku ketaatan kepada-Mu dimuliakan, dan pelaku maksiat terhadap-Mu dihinakan, perkara yang makruf diperintahkan serta perkara yang munkar dicegah. (Doa ini diambil dari kitab Taujih Manhajiyyah)
profile penulis:
Hanif Abdullah; aktivitas sekarang adalah penggiat disebuah komunitas yang menyerukan penegakkan syariat islam secara kaffah yaitu Sharia4indonesia Community. Tentang aktivitas itu bisa diliat di http://sharia4indonesia.com