Kekuatan umat ini yang paling utama adalah kekuatan spiritual. Keimanan yang kokoh telah dibuktikan oleh generasi terdahulu dengan kemampuan mereka menghadapi tantangan dan serangan musuh islam.
Sehingga dengan kekuatan iman dan keistiqamahan mereka dalam menjalankan ajaran agama mulia ini telah membuahkan kesuksesan dalam menyebarluaskan islam ke berbagai wilayah dunia. Mereka adalah umat terbaik sepanjang zaman yaitu generasi sahabat dan tabi’in.
Dengan keimanan umat islam menjadi umat yang kuat tidak terkalahkan. Mulia dihadapan seluruh manusia dimuka bumi juga mulia dihadapan Allah swt.
Demikian pula umat islam yang telah sukses menorehkan tinta emas dalam sejarah. Mereka termotivasi untuk berkontribusi untuk mengangkat kalimatullah karena tingkat keimanan dan pemahaman terhadap ajaran islam sangat tinggi.
Kondisi berbeda berlaku pada umat islam zaman ini. Memiliki kuantitas yang besar di dunia. sekitar 1,5 milyar dari 6 milyar jumlah manusia di bumi.
Namun dengan jumlah tersebut tidak memiliki kekuatan yang berarti. Kendalanya adalah karena sebagian atau kebanyakan umat islam kurang berpegang teguh dengan ajaran islam.
Tidak menganggap penting urusan agama bankan menyepelekan kewajiban yang seharusnya dijalankan sebagai muslim. Inilah yang menjadikan umat islam ketika ini menjadi umat yang lemah, kurang dihormati oleh umat yang lain.
Padahal ketika dahulu khalifah yang kedua Umar bin Khatab ra pernah menyatakan bahwa: kita mulia karena islam. Ketika umat islam melepaskan islam maka terlepas pula kemuliaan dari mereka.
Salah satu gambaran lemahnya sebagian umat islam dalam menjalankan ajaran agama ini adalah hilangnya salah satu syi’ar islam, yaitu shalat berjama’ah. Rasulullah saw menganjurkan kepada umatnya khususnya bagi laki-laki untuk melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah.
Ibadah shalat adalah tiang agama, jika tidak dilaksanakan robohlah bangunan islam. Ia merupakan sarana pembersih jiwa dan juga sebagai benteng dari pada perbuatan jahat. Sedangkan shalat yang paling sempurna adalah dilaksanakan secara berjamaah. Dari sisi pahala adalah berkali lipat lebih banyak, dan dari segi hikmahnya adalah terjalin silaturrahim dan rasa kebersamaaan sesama saudara seiman.
Zaman para sahabat mereka berusaha untuk shalat lima waktu berjama’ah sedaya upaya. Walaupun dalam kondisi sakit, sekiranya masih mampu berjalan mereka akan pergi melaksanakan shalat di masjid berjama’ah.
Kini fenomenanya adalah umat ini kurang terbiasa malaksanakan shalat secara berjamaah. Bukan hanya di negeri ini tetapi negeri-negeri lain mengalami hal serupa. Banyak masjid dibangun megah dan menarik namun ketika shalat lima waktu dilaksanakan, terutama waktu subuh hanya imam dan muazin yang mengisi jamaah. Seolah-olah shalat berjamaah dipahami hanya untuk shalat jum’at seminggu sekali dan shalat Ied setahun dua kali.
Shalat jamaah lima waktu perlu diusahakan oleh setiap muslim terutama shalat subuh dan isya’. Karena dua shalat ini adalah yang paling berat dilaksanakan karena terletak pada waktu malam, yaitu untuk orang beristirahat atau ketika fajar waktu paling nyenyak untuk tidur.
Ada dinyatakan dalam sebuah hadits bahwa seandainya manusia tahu pahala shalat subuh dan isya’ berjamaah maka mereka akan melaksanakannya walupun harus merangkak. Shalat berjamaah adalah cerminan keimanan umat islam. Seandainya syi’ar ini redup manandakan umat ini sedang terlena dan tertidur.
Ketika umat islam tertidur maka kaum kafir yahudi dan nasrani akan merasa gembira karena tidak perlu khawatir mereka akan tersaingi. Ini pernah diakui oleh salah seorang pemimpin mereka yang menyatakan selama umat islam melaksanakan shalat subuh tidak seperti ketika shalat jum’at maka umat islam tidak akan pernah mampu melawan mereka.
Demikianlah pengaruh daripada shalat berjamaah, terutama di kala fajar yaitu shalat subuh. Orang kafir saja menyadari pengaruh yang ditimbulkan, sangat menyayangkan seandainya umat islam sendiri tidak mengambil perhatian.
Maka setelah melihat uraian diatas, dan jika umat islam ingin segera bangkit, maka mereka harus berusaha berpegang teguh dan menjalankan ajaran islam secara menyeluruh. Salah satunya adalah menghidupkan syi’ar islam, yakni shalat berjama’ah. Terutama shalat subuh.
Jangan biarkan waktu fajar melayang sia-sia. Karena jika shalat subuh sudah mampu dilaksanakan berjama’ah maka salat yang lain akan lebih ringan untuk dilaksanakan. Semoga upaya menghidupkan jama’ah merupakan salah satu dari langkah-langkah menuju kebangkitan islam di masa mendatang.
Hambari Nursalam
Mahasiswa International Islamic University Malaysia.
Ketua Sekretariat Da’wah & Tarbiyah, Persatuan Mahasiswa Ilmu Wahyu IIUM