Berkoordinasi dgn HIMPSI & DP3A sudah dibuat juga alur agar memudahkan berjalannya rencana pendampingan psikologis. Pos ARMY juga ditempatkan sabagai pos pelayanan khusus pendukung pengaduan. Jd, kami akan menerima laporan/data yg selanjutnya bisa diteruskan ke hotline/ dirujuk ke RS.
Poin penting dr diskusi kami:
1. Teknis jemput bola (misal home care) untuk penanganan psikologis tok terlalu direkomendasikan mengingat korban juga sedang berusaha pulih. Beri waktu & pilihan untuk bisa berproses.
2. Baiknya memang dari korban yg melapor sendiri atau dari keluarga/teman yang melaporkan, tapi juga atas sepengetahuan si korban. Bisa juga dengan tetap didampingi org terdekat.
3. Dukungan psikologis sat ini sangat dibutuhkan tapi jangan terburu-buru quick fix. Masa berduka tiap orang berbeda.
4. Pengadaan community building untuk membangun resiliensi kelompok yg bisa sangat membantu pihak korban untuk pulih.
Demikian poin penting hasil diskusi semalam, Army. Karena luka secara psikologis yang tidak terlihat mata cukup kompleks, untuk itu kami tidak ingin gegabah dalam melangkah mungkin berpotensi menambah luka.
Oleh: Az Zahra Anindhita – Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi/FKIP, UNS