Membaca artikel yang ditulis oleh Lawrence Pintak yang menyoroti tentang keberpihakan media Al Jazeera membuat saya bertanya-tanya dan berfikir benarkah atau bisakah sebuah media bersikap balance atau seimbang dalam hal informasi, tidak hanya media Timur tengah yang notabenenya Islam tapi juga media Barat yang lebih diwakili oleh negara-negara yang memiliki kekuatan alami dan kekuatan non alami.
Disebut kekuatan alami disini dilihat dari negara yang memang memiliki kekuatan berdasarkan prestasi-prestasi dalam berkompetisi dengan dunia international secara fair atau adil dan gentle, dan sebaliknya disebut kekuatan non alami yaitu negara-negara yang memiliki kekuatan dari sisi negatif atau kekuatan yang didapat secara tidak adil dan dipaksakan yang mengakibatkan korban dipihak lain.
Mengapa penulis( Lawrence Pintak ) tertarik menulis atau mengkritisi adanya keberpihakan media tersebut menurut kelompok lain atau negara yg merasa kepentingannya terancam oleh informasi yang ditayangkan media Al Jazeera,tidaklah berarti informasi itu tidak relevan atau akurat melainkan mencoba menjebatani kenyataan yang ada berdasarkan realita yang nyata.
Hal yang samapun sering terjadi dengan media barat yang pernah saya dengar sendiri, ketika terjadi kasus Penyerangan sekelompok orang yang mengaku muslim menyerang sekelompok jamaah nasrani di Indonesia pada saat memperingati hari natal pada tahun 2001 hampir semua media barat mengecam Indonesia komentar-komentar pedas diberbagai media,saya mendengar sendiri berita tersebut di "suara Amerika yang berbahasa Indonesia," padahal kejadian tersebut dilatar belakangi oleh penyerangan sekelompok orang Nasrani pada jemaah muslim ketika mereka melakukan shalat Iedul Adha yang dibalas dgn penyerangan pada Jama’ah Nasrani ketika merayakan Hari Natal, bacground penerangan pada saat Umat Nasrani merayakan Hari Natal itu tidak diberitakan bukankah ini juga penghilangan informasi yang sebenarnya dan ada unsur keberpihakan.
Isu pelanggaran hak asasi terhadap orang-orang china beberapa tahun yang lalu sekitar bulan Mei 1997 yang diawali oleh kejadian Kasus semanggipun seperti itu, media barat gencar memberitakan adanya perlakuan diskriminasi terhadap orang China, padahal korban perkosaan bukan hanya orang cina, dan perlu diketahui orang Cina di Indonesia hidupnya bagaikan rakyat pribumi bahkan melebihi rakyat pribumi.
Yang ingin saya sampaikan adalah jika memang sebagian kelompok barat menganggap media timur lebih cenderung pada Hamas itu adalah fakta alamiyyah, karena bagaimanapun seluruh dunia mengetahui bahwa Palestina adalah Tanah air bangsa Palestina Yang di Rampas oleh orang-orang Israel ini adalah fakta yang tidak bisa dibantah lagi.
Jika kejadiannya sebaliknya, misalkan Orang-orang Timur mencaplok tanah Amerika,dan kemudian meminta orang -orang Amerika untuk mengikhlaskan tanah air mereka diberikan begitu saja Bagaimana reaksi rakyat Amerika sendiri? ketika media berpihak pada fakta yang sebenarnya itu adalah sudah pada tempatnya tapi seringkali malah media barat dengan informasi yang minim bahkan memaksakan informasi dalam malakukan pemberitaan.
Menurut pemikiran saya pada dasarnya kembali pada kepentingan, bukankah apa yang dilakukan oleh orang-orang barat tidak ada yang gratis berbeda dengan kaum Muslim ada yang gatis dimata manusia tapi bernilai dimata Tuhan ada yang bernialai dimata manusia tidak bernilai dimata tuhan itulah salahsatu acuan tingkahlaku muslim yang saya fahami selama ini.Kasus yang lain adalah fakta penyerangan AS ke Irak ini mewakili kepentingan juga buakankah seperti itu ditingkat realita meskipun beberapa kelompok yang menjalani investigasi ke Irak memebantah adanya senjata nuklir di Irak tetapi pihak media Barat tetap menyuarakan hal yang sebaliknya sampai terbunuhnya orang yang paling mengetahui akan hal ini yaitu David Kelly setelah wawancara dengan BBC mengutarakan hal yang sebenarnya.
Dan saat ini sepertinya hal yang sama akan terjadi pada negara Iran.Bagaimanakah negara-negara barat menganggap media Timur (Al Jazeera memiliki keberpihakan terhadap Hamas) jika itu memang fakta yang sebenarnya bukankah suara media harus berpihak pada fakta dan kebenaran, inilah prinsip-prinsip ketimuan yang masih berlaku sampai saat ini, bagaimana dengan di barat itu sendiri? Isu penerapan demokrasi oleh negara barat adalah isu yang sudah tidak laku dijual dan hanya menampah coreng muka wajah barat dimata dunia lain, kalaulah barat mennyerang Irak karena demi menerapkan demokrasi bagaimana dengan negara-negara monarchi yang masih hidup sampai saat ini dan masih memegang adat-adat dan peraturan yang kaku ditengah masyarakat modern yang menjung -jung harkat martabat dan kesamaan derajat.
Saya kira dunia saat ini dikuasai dan didominasi oleh orang – orang yang menganut premanisme dan forestnism artinya mengedepankan sistem kekuatan dengan memakai berbagai macam cara kalau bisa membunuh orang yang masih sucipun dilakukan, kalau sudah seperti ini maka akan sangat ngeri akibatnya terhadap kelangsungan hidup bangsa-bangsa didunia, dan akan sangat berbahaya jika kelompok sperti ini menguasai dunia baik di barat maupun ditimur.Maka dialog memang salahsatu cara dari banyak cara meskipun kadang tidak membuahkan hasil.
Sekali lagi pada akhirnya kepentingan manusia pada kelompok yang memiliki kekuatan yang mendominasi, maka benarlah pepatah yang mengatakan, Jika ilmu pengetahuan dimiliki oleh orang yang tidak bermoral bagaikan senjata tajam ditangan orang gila.(Sumber BBC London news,majalah Sabili,Common Ground News Services,Radio Suara Amerika)
Profil Penulis:
NM. Kurniasari, kelahiran Sukabumi, 8 Agustus 1970, saat ini sedang menempuh program S2 di Universitas Alesco (Duwal Arrabi) semester akhir pada jurusan Political Sceintific.