Jika beberapa tahun lalu kata dakwah masih identik dengan suatu hal yang menjemukan, dimana biasanya disampaikan oleh seorang dengan penampilan berbaju koko, lengkap dengan kain sorban yang melingkar di lehernya serta sebuah peci putih yang menutupi sebagian rambut ia sang juru dakwah, maka boleh jadi hari ini atau bahkan mungkin untuk beberapa tahun ke depan persepsi itu akan sedikit bergeser.
Permasalahan tata cara dan metode penyampaian dakwah yang seringkali dinilai monoton serta membosankan oleh sebagian besar umat manusia kini telah menemui jalan keluarnya.
Sebuah era baru, era digital, dimana segala sesuatu dapat dilakukan dalam satu dunia maya, namun pengaruhnya mampu menjangkau perubahan ke seluruh dunia nyata, semestinya menjadi satu sarana riil untuk menuju perbaikankualitas ummat.
Siapa yang tidak mengenal dunia internet saat ini. Sebuah layanan yang memuat berbagai informasi serta berbagai hal ada disana. Jika boleh saya katakan, ketika kita duduk didepan sebuat Personal Computer (PC) yang terhubung dengan jaringan internet, kemudian kita menjelajahi dunia yang berada didalamnya, maka kita akan dengan cepat diarahkan untuk bisa mengenal Surga dan Neraka lebih dulu dari semestinya. Bagaimana tidak?, disana apapun bisa terjadi. Jika kita ingin berniat untuk mengeruk keilmuan tentang dunia Islam disana, maka ribuan situs yang memuat informasi mengenai hal itu ada disana. Saya menyebutnya bahwa bagian ini adalah bagian kanan dari dunia internet.
Namun sebaliknya, jika kitapun justru malah ternyata ingin menjerumuskan diri pada lubang dosa dan kemaksiatan, maka ribuan bahkan mungkin lebih situs seperti itupun ada disana. Untuk kemudian bagian ini saya menyebutnya sebagai bagian kiri dari dunia internet.
Itu semua akan kembali pada sejauh mana sisi keimanan menempel dalam jiwa kita. Saya akan coba mengajak untuk mengambil satu bagian kanan dari dunia yang tadi saya sebutkan.
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, diantaranya,
Yang pertama, ribuan situs yang menyediakan informasi keagamaan yang mengulas tentang aqidah, akhlak, fiqih dan lain sebagainya adalah merupakan wajah baru dalam dunia dakwah. Meskipun memang kita ketahui pada mulanya perkembangan teknologi ini bukan untuk penyebaran informasi kepada khalayak banyak, namun ternyata justru seiring dengan perkembangannya ini semua telah berubah. Dan para cendekiawan muslim mampu mengambil bagian untuk lebih dulu menempatkan diri disana menjadikan ini satu ladang baru dalam hal perbaikan ummat.
Bayangkan saja, jika kita perhatikan tren pengguna layanan internet dari tahun ke tahun, maka bukanlah hal yang tidak mungkin cara berdakwah di dunia maya ini nanti bukan lagi hanya sebagai bagian kecil dari metode dakwah kita, namun justru menjadi "main ways" untuk menuju perbaikan kualitas ummat.
Yang kedua, beralihnya sarana surat menyurat dengan melalui Electronic-mail (E-mail). Inipun memudahkan kita untuk bisa dengan cepat mengirimkan ataupun berbagi informasi dengan orang lain mengenai hal apapun, tanpa biaya.
Yang ketiga, ketika kita coba melirik dunia selular. Disana kini sudah beredar pula satu teknologi pesan singkat yang tidaklah sulit di operasikan bahkan oleh anak kecil sekalipun. Padanya kita bisa menjadikan sebuah sarana juga untuk menyebarkan dakwah kita.
Tinggal sekarang pertanyaannya adalah dimanakah peran kita sebagai generasi muda, ketika kini dunia kita sudah mulai beranjak dari cara-cara konvensional menuju era digital itu?
Akankah kita masih sama hanya menjadi mustami saja yang hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala saja ketika seorang ulama berkhutbah dihadapannya? Akankah kita hanya menjadi objek dakwah saja?, atau bahkan mungkin akankah kita hanya akan menjadi penonton saja yang berdiri di luaran sana?
Saya kira tidak, saatnya kita berdiri dan menancapkan kembali panji-panji Islam untuk kembali tegak di bumi ini.
Kesempatan sudah semakin terbuka luas bagi kita. Tak ada lagi semestinya alasan bahwa kita tidak mampu berdiri di depan banyak orang untuk menyampaikan yang hak itu sebagai sebuah kebenaran, dan menyampaikan yang bathil itu sebagai suatu kesalahan yang harus ditinggalkan. Segeralah ambil bagian di era baru dunia dakwah ini.
Sampaikanlah olehmu walau satu ayat, wahai saudaraku.
Jika mungkin mereka para musuh Alloh yang benci dengan Islam telah mengambil bagian untuk meruntuhkan agama Alloh dalam dunia baru ini dengan mencaci maki agama dan kepercayaan kita, maka kitapun bisa melawannya, meski tidak harus melakukan hal yang serupa pada keyakinan mereka. Namun cukuplah dengan perbanyak situs-situs dakwah disini, mungkin juga bisa dengan buatlah berbagai blog yang memuat tentang indahnya Islam ini, sebarkanlah pesan-pesan keislaman kepada siapaun mereka saudara-saudara kita.
Ketika kebaikan yang kita perjuangkan maka percayalah sesungguhnya Alloh bersama kita, dan tentunya Ia akan memenangkan kita pula.
InsyaAlloh….
Profil Penulis :
Dikdik Andhika Ramdhan, alumnus Fakultas Ilmu Kompuer, Jurusan Manajemen Informatika, Universitas Nasional Pasim Bandung. Saat ini bekerja sebagaibstaff IT di PT. Colliers International Indonesia. Aktif sebagai ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam, serta koordinator Bidang Diklat Himpunan Mahasiswa Manajemen Informatika. Blog : dik2.multiply.com