“Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Demikian arti dari Q.S Al Alaq ayat 3-5.
Merupakan anugerah terbesar yang sangat berharga bagi umat islam ialah Alquran. Tidak hanya petunjuk yang menuntun manusia menuju Rab-Nya, tetapi juga kandungan yang ada didalamnya- bila dilihat dari aspek tinjauan sains- memiliki nilai yang sangat tinggi. Sains yang berlandaskan nilai-nilai islam harus berlandaskan Alquran sebagai referensi utama.
Alasan logisnya, Alquran kurang lebih mengandung ayat kauniyah sebanyak 800 ayat telah mencukupi kuota untuk memenuhi khasanah pengetahuan ciptaan Sang Khaliq melalui sains. Ayat kauniyah sendiri merupakan ayat yang berkaitan dengan alam semesta. Tentunya, Allah tidak memasukkan ayat-ayat kauniyah dalam Alquran melainkan menjadi bekal pembelajaran dan inspirasi bagi manusia yang hendak mendalami sains islam.
Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya inilah yang kemudian disusun menjadi suatu bentuk yang berpola. Setelah berbagai butir pengetahuan itu dikumpulkan dalam suatu bentuk yang teratur, kumpulan itu disebut aqliah atau falsafiyyaah, yaitu ilmu atau sains (Andi Hakim, 2008). Dan Allah menghendaki bahwa sains yang dibangun tetap mematuhi sunnatullah yang telah ditetapkan Allah. Selain itu Tujuan sains islam untuk memperlihatkan kesatuan hukum alam, kesalinghubungan seluruh bagian dan aspeknya sebagai refleksi dari kesatuan prinsip Illahi (Agus P, 2008).
Beberapa ayat yang dapat menjadi inspirasi sains beberapa disiplin ilmu seperti fisika, biologi, astronomi, kedokteran yang telah berkembang begitu pesat. Misalnya, “Dan kami meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)…” dalam surat Al Hijr 15:22. “Dan sesungguhnya menciptakan gugusan bintang-bintang (dilangit)..”.dalam surat Al Hijr 15: 16. Maka bintang-bintang itu “Sebagai penunjuk jalan…”An Nahl 16:16. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”, dalam surat Al Alaq 96:2.
Beberapa ayat diatas sangat memberikan inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan yang hendak mendalami sains. Hasilnya, pada tahun 1979 ketika itu Abdus Salam, ilmuawan Muslim peraih Nobel dalam bidang fisika teori, menuturkan dalam pidato penganugerahan Nobel Fisika di Karolinska Institute, Swedia. Di forum tersebut, ia mengaku bahwa riset itu didasari oleh keyakinan terhadap kalimah tauhid. “Saya berharap Unifying the Forces dapat memberi landasan ilmiah terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa,” kata penulis 250 makalah ilmiah fisika partikel itu. Dan dia juga menuturkan ketika menghadiri sidang UNESCO di Paris, 1984, “Saya muslim karena saya percaya dengan pesan spiritual Alquran. Alquran banyak membantu saya dalam memahami hukum alam, dengan contoh-contoh fenomena kosmologi, biologi dan kedokteran sebagai tanda bagi seluruh manusia”.
Dari teori yang ditemukan Abdus Salam itu mengispirasi ilmuwan setelahnya seperti Stephen Hawking dengan Theory of Everything dan yang dicanangkan ilmuwan AS, Grand Theory (GT). Para fisikawan dan kosmolog dunia kini berambisi untuk menjelaskan rahasia penciptaan alam semesta dalam satu teori tunggal yang utuh. Ujung-ujungnya suatu saat akan terbukti bahwa permulaan penciptaan alam semesta berasal dari sesuatu yang satu. Mirip dengan apa yang difirmankan Allah dalam Alquran, “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi dulu keduanya adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segalanya sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?” dalam surat Al Anbiya’ 21:30.
Sesungguhnya dengan mempelajari Sains yang berlandaskan Alquran, umat islam sedang mengemban tugas yang mulia. Bahkan, Allah telah memudahkan kepada umat islam dengan memberikan inspirasi-inspirasi yang dikandung dalam Alquran. Hanya saja dengan usaha keras mempelajarinya ilmu itu akan dapat dipahami, dan ditemukan. Karena, Allah berkehendak meninggikan derajat orang yang beriman dan mau mempelajari ilmu, pengtahuan/sains. Baik dihadapan seluruh manusia ataupun dihadapan Allah swt. Semoga.
Referensi:
1] Alquran Yang Mulia.
2] Hakim, A, N. 2008. Pengantar ke Filsafat Sains. Jakarta: PT. Pustaka Litera Antarnusa.
3] Purwanto, A. 2008. Ayat-Ayat Semesta Sisi-Sisi Alquran yang Terlupakan. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
4] Profil Prof. Abdus Salam Fisikawan Muslim Pertama Penerima Hadiah Nobel dikutip dari (http://persatuan.web.id).
* Penulis adalah Sulthoni Akbar, mahasiswa S1 Jurusan Fisika Sains Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya). Aktif sebagai Ketua Kajian Strategis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ITS.