Pada bulan desember tahun 2004, salah satu lembaga inteligent Amerika Serikat yakni National Intelelligence Council’s (NIC) merilis sebuah laporan yang berjudul Mapping the Global Future. Dalam laporannya itu diprediksikan bahwa akan ada empat skenario besar dunia di tahun 2020, salah satu yang disebutkan adalah A New Chaliphate atau berdirinya kembali khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global. Tegaknya khilafah adalah pertanda kebangkitan Islam dan tahta kepemimpinan dunia segera beralih ke tangan Islam.
Selain itu, menarik juga menilik sebuah buku terbaru karya Mr. Michael Buriyev (Wakil Ketua Parlemen Rusia) yang menyatakan: dunia sedang menuju menjadi 5 negara besar yakni: Rusia, Cina, Khilafah Islam, Konfederasi Dua Amerika, dan India jika India bisa bebas dari cengkraman Islam yang mengurungnya (Pakistan, Bangladesh, Kasmir, Afganistan).
Terlepas dari tendensi apa mereka mengeluarkan prediksi tersebut, yang namanya prediksi, hal itu bisa akurat bisa juga tidak. Yang jelas namanya prediksi itu berbeda dengan sebuah ramalan mantra, sebab prediksi yang dilakukan disini tentunya berdasarkan penelitian yang begitu mendetail dan argumentatif yang didasarkan dengan data-data yang dihasilkan dari pengamatan mereka di lapangan, apalagi yang melakukan adalah sebuah lembaga yang profesional dan memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi di bidangnya.
Jika dikolerasikan dengan Indonesia, negri ini adalah salah satu kandidat kuat sebagai titik awal berdirinya (Daulah Islam) khilafah, disamping negri-negri Islam lainnya. Hal ini didasari atas beberapa pertimbangan, diantaranya: potensi sumberdaya alam yang melimpah, secara geografis memiliki luas wilayah yang cukup luas, jumlah penduduk yang besar dan semakin diterimanya dakwah syariah dan khilafah ditengah-tengah ummat.
Lima tahun yang lalu mungkin masyarakat masih merasa aneh dan asing mendengar apa itu khilafah, sering kali bahkan terjadi kekeliruan menyebutnya dengan khilafiyah. Seiring dengan berjalannya waktu dan atas pertolongan Allah SWT, kini perjuangan penegakkan kembali khilafah yang akan menerapkan seluruh ayat-ayat Allah itu semakin membahana, masyarakat tidak asing lagi dengan apa itu khilafah, bahkan sebagian diantara mereka ikut turut andil dalam perjuangan.
Hal ini salah satunya ditandai dengan berkumpulnya lebih dari Seratus ribu orang di stadion gelora bung karno Jakarta, mereka berdatangan dari berbagai seluruh pelosok daerah untuk menyambut bisyarah nubuwwah ini. Gelegar kehadiran khilafah terasa semakin dekat ketika baru-baru ini sekitar 7000 ulama berkumpul dan sepakat untuk memelopori perjuangan penegakkan khilafah yang dituangkan dalam piagam ulama.
Menerapkan hukum-hukum Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan adalah wajib. Sementara hal ini tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna tanpa adanya khilafah Islam yang dipimpin oleh seorang Khalifah.Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang wajibnya khilafah ini, “Seluruh imam madzhab dan para mujtahid besar tanpa kecuali telah bersepakat bulat akan wajibnya Khilafah (Imamah) ini.” Syaikh Abdurrahman Al Jaziri dalam kitabnya (Al-Fiqh ‘Ala Al Madzahib Al-Arba’ah, 5/416).
Banyak dalil-dalil syara’ yang menunjukkan tentang wajibnya khilafah ini, baik dari Al-Qur’an, As-sunnah, ijma’sahabat serta kaidah syar’iyah.
Ada sebuah poling yang cukup mengejutkan dilakukan oleh sebuah lembaga survey yang di monitoring universitas Mariland AS pada tahun 2007, meskipun agak ditutup-tutupi, diantaranya dilakukan di Indonesia dan hasilnya: kebanyakan responden sepakat terhadap penegakkan syariah dan khilafah dengan prosentase 53%, lebih rendah dibandingkan prosentase Negri-Negri Islam lain (Mesir 71%, Pakistan 79%, Maroko 76%).
Satu hal yang perlu dicatat bahwa ketika daulah Islam pertama berdiri di Madinah, saat Rasulullah SAW di bai’at menjadi kepala Negara saat itu tidak harus menunggu semua masyarakat harus menerima Islam terlebih dahulu, sebab ketika daulah Islam itu tegak di Yatsrib (Madinah) realitas masyarakat menunjukkan bahwa disana masih ada kaum musyrik, kaum munafik, Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani). Kemudian dibuatlah piagam Madinah yang ditetapkan untuk mengikat pihak-pihak di luar islam agar mereka tunduk kepada islam, saat itu masih ada kabilah-kabilah yang masih musyrik. Bahkan, sebagian kerabat rasulullaah SAW dari Bani Hasyim dan Bani Abdul Mutholib di Makkah juga masih musyrik. Jadi tidak benar kalau ada yang beranggapan bahwa khilafah tegak harus menunggu semua masyarakat menerima Syariah Islam terlebih dahulu.
Khilafah pasti tegak karena itu merupakan janji Allah, tentang kapan dan dimana titik awalnya, itu adalah rahasia Ilahi, jika Allah berkehendak maka itu akan segera terjadi, bisa saja tahun 2020, bisa juga malah lebih cepat dari itu. Namun jika lebih mundur, hal itu juga tidak mengapa. Hal yang paling utama ialah sumbangsih apa yang sudah kita berikan untuk perjuangan ini. Allah melihat kesungguhan kita, sehingga berhak atas datangnya pertolongan dari-Nya..
Tidak ada salahnya kita berharap “lebih cepat lebih baik”. Melihat Fenomena yang ada, Indonesia sedang melaju cepat ke arah itu. Dr. Ahmad Al-Qhashas (Ulama Lebanon) mengatakan setelah acara Muktamar Ulama Nasional kemarin “kalau khilafah tegak mulai dari Indonesia, maka itu bukan hanya milik orang Indonesia, tetapi juga milik orang luar Indonesia. Akan tetapi jika khilafah tegak mulai dari luar Indonesia, maka itu juga milik orang Indonesia”.
Untuk masyarakat Indonesia, bersiaplah untuk hidup sejahtera dan bersiaplah untuk hidup dalam kemuliaan. Allah SWT berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“ Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku “ ( Qs An- Nur : 55 ) .Wallohu A’lam bi ash-shawab.
Allahu Akbar!
Ali Mustofa
(Aktivis Gema Pembebasan Soloraya) Sekarang Juga sambil pekerja sebagai karyawan swasta, Ketua Riski (Remaja Islam Ngruki), Telpon: 02719272791, Alamat: Gang Nusa Indah, Cemani, Sukoharjo, Surakarta