SBY, Bibit-Chandra, dan Century?

Presiden SBY diharapkan dapat mengambil keputusan yang tegas, berkait dengan rekomendasi Tim Delapan. Hanya dengan keputusan yang tegas, yang akan dapat mengurangi tingkat kekecewaan dan frustasi masyarakat terhadap penegakkan hukum,yang sudah mencapai titik nadir.

“Tim Delapan sudah bekerja serius dan kredibel. Rekomendasi sudah sangat jelas. Ibarat bola, kita sudah serahkan itu kepada Presiden dan Beliau sekrang sudah didepan gawang. Harapannya, bola itu langsung ditendang dan tidak dioper lagi ke polisi, jaksa, atau bahkan penonton”, kata Komaruddin. Sementara, Hikmahanto mengatakan, “Masyarakat menanti apakah jawaban Presiden akan berpihak kepada Komisi Pemberantasan Korupsi atau Kepolisian Republik Indonesia (Polri) serta Kejaksaan Agung”.

Namun, dalam pernyataannya Presiden SBY, di depan para pemimpin redaksi media massa, di Istana Negara, Minggu (22/11), menegaskan, “Saya pikirkan out of court settlement yang adil disertai koreksi-koreksi dan kemudian we could stop everything at this point of time dan harapan saya ke depan lebih bagus, hentikan disharmoni diantara lembaga-lembaga hukum itu”, ujar Presiden SBY menanggapi pertanyaan tentang keputusan Presiden mengenai kasus Bibit dan Chandra.

Namun, Presiden SBY juga menegaskan solusi yang akan diambil kaitannya penyelesaian antara KPK-Polisi itu, akan mengambil konsep win-win solution. “Konsep win-win solution sebagai penyelesaian yang tepat, yang tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat, sekaligus memungkinkan pemerintah, kepolisian, kejaksaan, dan KPK segera kembali bisa fokus pada pelaksanaan tugas masing-masing”, tambahnya.

Presiden juga kembali, tidak ada niat Presiden untuk melemahkan KPK. Terlebih lagi KPK merupakan tulang punggung pemberantasan korupsi, sementara pemberantasan korupsi menjaid salah satu agenda pemerintah.Terkait dengan Bank Century, Presiden SBY mengatakan, “Kita akan lihat sama-sama seperti apa. "Bagi saya, kalau itu ada yang mesti diklarifikasi, dijelaskan, dan dipertanggungjawabkan, yang bertanggungjawab harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan”, ujar Presiden.

“Saya ingin tahu aliran dana talangan itu ke mana saja. Buka semua, apa adanya. Sekali lagi untuk mengetahui proper atau tidak. Apa ada yang menyimpang atau semua sesuai dengan yang ditentukan. Karena saya mendengar jangan-jangan ini ada kaitan dengan dana pemilu SBY, baik itu pemilu legislatif atau pemilihan presiden yang lain”, ujarnya. (Kompas, 23/11).

Lebih lanjut, Presiden mengatakan, merupakan sesuatu yang tercela jika seorang presiden mendapatkan dana, apalagi meminta dana atau berharap ada dari sumber-sumber yang tidak semestinya. “Dengan demikian, itu cacat bagi saya kalau itu sebagaimana beredar sekarang ini dikait-kaitkan. Saya ingin dibuka seluruhnya. Silakan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), silakan bank itu sendiri lihat bukunya, lihat rekeningnya, lihat semuanya”, ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengatakan, jika DPR bermaksud menggunakan hak angket, ia akan menunggu hasil audit investigatif BPK sebelum menentukan sikap. “Kalau DPR ingin menggunakan hak angket, saya pun bisa memberikan dukungan penuh kalau itu adalah solusi terbaik untuk membikin terangnya sesuatu yang sekarang beredar di mana-mana. Ini bagian dari sejarah kita, pembelajaran yang penting”, tegas Presiden.
Rencananya pimpinan BPK akan menyerahkan laporan hasil pemerikasaan investigasi Bank Century kepada pimpinan DPR, Senin pagi ini.

Memang, yang menjadi tanda tanya, sampai hari ini Fraksi Partai Demokrat, belum memberikan dukungan terhadap hak angket, yang sudah bergulir di DPR, dan yang selalu menjadi alasannya menunggu hasil audit BPK. Dan, kalau hasil audit investigasi BPK itu selesai, juga apakah benar-benar memberikan informasi yang akurat dan benar, yang dapat dijadikan dasar menilai terhadap Bank Century secara objektif.

Adakah Presiden akan memenuhi janji dan komitmentnya, sesuai dengan yang telah diucapkan diatas? Rakyat ingin Presiden bertindak dengan tegas, khususnya dalam rangka menegakkan hukum di Indonesia. Tentu rakyat Indonesia menunggu dan ingin melihat apa yang dilakukan Presiden.

+++

Kami mengharapkan pendapat, pandangan, dan sikap dari para pembaca terhadap masalah-masalah yang diketengahkan diatas. Dan, dengan ini rubrik dialog sebelumnya kami tutup, dan kami mengucapkan terima kasih.