Peran Lebih Indonesia untuk Palestina

Pasca peristiwa pembajakan armada Freedom Flotilla, memperlihatkan sesuatu yang lain dari kiprah Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Diterima atau tidak, fakta menunjukkan bahwa partisipasi Indonesia untuk perjuangan umat Islam Palestina bisa dibilang masih sangat sedikit.

Bayangkan, dari dua ratus juta lebih penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, dan dari sekian ratus ormas Islam, juga dari sekian banyak partai Islam, hanya 12 orang saja dari relawan Indonesia yang ikut di Freedom Flotilla. Itu pun sudah termasuk 5 wartawan yang ikut di rombongan tersebut.

Dari 12 orang itu pula, hanya terdapat tiga ormas Islam yang ikut. Mereka adalah KISPA, Mer-C, dan Hidayatullah. Kemana puluhan ormas Islam lain yang sepatutnya ikut berpartisipasi dalam langkah besar mendobrak kesombongan Israel dan Amerika terhadap Palestina.

Manuver besar dan sekaligus sangat berbahaya yang dilakukan gabungan ormas dan aktivis kemanusiaan sedunia untuk rakyat Palestina yang dipelopori IHH, sebuah LSM di Turki ini sebenarnya bukan yang pertama. Sudah beberapa kali mereka melakukan langkah strategis ini, di antaranya pada saat penyerangan Israel ke Gaza tahun lalu. Lagi-lagi, tidak banyak ormas Islam Indonesia yang ikut masuk ke Gaza bersama LSM dunia lain. Di antara mereka ada Baznas, Kispa, Mer-C, dan BSMI.

Begitu pun dengan peran pemerintah Indonesia. Selain kurangnya kepedulian terhadap perjuangan rakyat Palestina jika dilihat dari sumbangan berbagai sumberdaya yang ada, pemerintah juga dinilai lambat melakukan advokasi terhadap relawan yang saat ini masih ada yang ditahan di Israel. Padahal, nama Indonesia tiba-tiba menjadi harum karena kiprah 12 orang itu di Freedom Flotilla.

Dalam fastabiqul khairat, atau berlomba dalam kebaikan, tentu kita tidak akan membandingkan dengan negara-negara Arab yang dinilai lebih minim dari Indonesia, seperti yang diucapkan tokoh Palestina, Syaikh Muhammad Mahmud Shiyam. Tapi jika dibandingkan dengan Turki yang masih menganut ideologi sekuler dan punya hubungan diplomatik dengan Israel, Indonesia belum ada apa-apanya.

Partisipasi lebih dan nyata seperti apakah yang mesti dan bisa dilakukan pemerintah dan anak bangsa ini dalam ikut mengurangi penderitaan umat Islam Palestina dalam tekanan penjajahan Israel?

**
Redaksi mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah berpartisipasi memberikan komentar dan saran pada Dialog sebelumnya. Semoga bisa bermanfaat sebagai masukan berharga untuk kita semua.