Dialog

Mohammad Natsir yang diangkat menjadi perdana menteri oleh Presiden Soekarno, sesudah adanya mosi integral, yang mengakibatkan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Panas terik dan menyengat. Suhu di Jakarta hampir mencapai 40 derajat. Dagangan gorengannya belum habis. Padahal jam sudah menjelang lohor. Hari itu memang sepi. Entah mengapa? Suko teringat anaknya yang kelas 5 SD belum bayaran.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, menyetujui penghapusan satu generasi, karena sudah berapa ganti pemerntahan, tak pernah berhasil memberantas korupsi di Indonesia. ucapnya.

Kementerian Dalam Negeri menambahkan syarat calon yang akan ikut di Pilkada. Salah satu syarat itu menyatakan bahwa calon tidak pernah melakukan perbuatan tercela, termasuk zina atau pornografer. Pro Kontra pun disampaikan sejumlah pihak.

Pasca konflik berdarah di Makam Habib Hasan Al-Haddad menyisakan sebuah tanda tanya. Sebenarnya, sudah berubahkah paradigma kekuasaan terhadap peran umat Islam di negeri ini?

Di setiap menjelang pilkada, semua partai sibuk menyiapkan calon mereka. Sayangnya, pencalonan menjadi ajang jual beli elit partai dengan sang calon. Mereka menyebutnya dengan uang mahar pilkada.

Kontribusi hukum Islam di negeri ini masih terbatas pada urusan pribadi. Padahal, begitu banyak syariah Islam yang bisa diadopsi untuk ranah publik. Kenapa ini bisa terjadi?

Selama ini orang berasumsi lahirnya korupsi yang berlangsung di birokrasi Indonesia, akibat kecilnya gaji yang mereka terima. Sehingga perlu langkah kebijakan menaikkan gaji pegawai negeri, yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan mereka.

Setelah NU merampungkan muktamarnya, giliran Muhammadiyah yang akan menyelenggarakan muktamar awal Juli nanti. Mampukah ormas Islam mengawal agenda-agenda muktamarnya dari intervensi penguasa?

Seorang calon ketua PBNU mengaku berpandangan liberal. Mungkinkah fenomena Islam Liberal juga terjangkiti di kalangan muda ormas Islam yang lain?