Beberapa pekan lalu, ada perubahan baru di Amerika yang membuat heboh bangsa Indonesia. Perubahan baru itu adalah terpilihnya seorang presiden Amerika dari kulit hitam. Dan yang bikin heboh adalah sang presiden pernah tinggal dan sekolah di Indonesia. Bahkan, ibu kandung sang presiden menikah dengan pria asli Indonesia.
Bagi sebagian pemimpin Dunia Islam, Obama boleh jadi sebagai harapan baru. Mereka berharap, Obama yang anak kandung dari seorang ayah muslim yang berasal Kenya bisa mengeluarkan kebijakan politik luar negeri yang lebih bersahabat kepada Dunia Islam daripada para pendahulunya.
Titik temu antara harapan bangsa Indonesia dan Dunia Islam pada Obama ada pada hubungan emosional dari sang ayah: dua-duanya muslim. Dan dua-duanya warga asli negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Namun, beberapa fakta dan pendapat tokoh dunia Islam tentang Obama sepertinya akan memupus harapan dunia Islam itu. Antara lain, ketika Obama mengangkat Rham Israel Emmanuel, mantan tentara Israel, sebagai kepala staf Gedung Putih. Obama juga tetap akan meneruskan rencana menjadikan Palestina sebagai negara Israel yang sebagiannya untuk rakyat Palestina, dan sebagainya.
Tokoh Islam Amerika seperti Syaikh Anwar Awlaki sendiri mengatakan sejak dini bahwa Obama atau Mc Cain sama saja. Sama-sama tidak bersahabat dengan dunia Islam.
Apakah mungkin mengharapkan perubahan kebijakan luar negeri Obama hanya karena ia punya hubungan emosional dengan dunia Islam? Atau, seperti iklan minuman teh: siapa pun presidennya, operatornya tetap Yahudi yang benci Islam? (mnh)