Pekan ini, Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM melakukan seleksi calon ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK untuk menggantikan posisi Antasari Azhar yang saat ini kosong.
Kemenkumham melalui panitia seleksi yang terdiri dari anggota yang dianggap kredibel, independen, dan lain-lain mulai melakukan seleksi terhadap sejumlah nama yang sudah mendaftar. Dari para pendaftar yang sudah terseleksi, nantinya akan diserahkan ke DPR untuk melakukan uji tes kepatutan dan kelayakan.
Dilihat dari kriteria yang diinginkan oleh panitia seleksi, di antaranya punya integritas moral, profesional, belum pernah ada kasus hukum, dan berani, tampaknya tidak mudah akan terpilih dua nama yang akan menjadi nominator.
Menurut salah seorang anggota panitia seleksi atau pansel, Renald Kasali, kita bukan sekadar mencari orang yang good dan the best saja. Tapi, orang yang benar-benar punya kriteria extraordinary, luar biasa.
Dari kriteria yang begitu berat itu, sejumlah pihak meragukan kalau pansel bisa mendapatkan orang yang dimaksud kalau hanya menunggu orang yang mendaftar. ICW misalnya, meminta kepada pansel untuk menjemput bola. Atau, mencari mereka-mereka yang memang punya kriteria luar biasa itu.
Hal ini wajar, karena boleh jadi mereka yang dianggap cocok memenuhi kriteria itu tapi tidak punya kesempatan atau keinginan untuk mendaftar.
Para pimpinan KPK lain seperti Chandra Hamzah memberikan masukan kepada pansel terkait seleksi yang mereka lakukan. Menurutnya, kalau memang orang yang layak belum ada, sebaiknya posisi itu dikosongkan.
Masalahnya, seperti diduga sejumlah pihak, mereka yang punya kriteria yang cocok tersebut bukan tidak mau atau berkesempatan untuk mendaftar, tapi merasa segan dengan bayang-bayang konflik kepentingan antar sejumlah pihak, mulai dari pemerintah sendiri hingga DPR.
Pertanyaannya, benarkah memang sudah sulit mencari orang baik, profesional, dan berani untuk memberantas korupsi di negeri ini? Atau seperti dugaan sejumlah pihak tadi, begitu banyak kepentingan untuk posisi yang begitu ditakuti para koruptor yang sudah menggurita di negeri ini? Mnh
**
Redaksi mengucapkan terima kasih atas komentar pembaca pada rubrik Dialog edisi lalu. Semoga bermanfaat sebagai masukan untuk kita semua.