Ada fenomena baru di negeri ini ketika masyarakat ingin mengungkapkan aspirasi mereka yang tersumbat oleh begitu banyak sekat. Yaitu, penggunaan teknologi internet seperti facebook yang kini mulai akrab di kalangan terdidik di Indonesia. Itulah yang diperlihatkan masyarakat ketika kasus penahanan terhadap Bibit dan Chandra mengoyak rasa keadilan.
Hanya dalam waktu tiga hari, dukungan sudah mencapai hampir lima ratus ribu orang. Dan sekarang, angkanya sudah bertambah mendekati delapan ratus ribu. Mereka bebas menyampaikan aspirasi mereka yang ditujukan kepada pihak pemerintah. Apakah itu presiden, kepolisian, kejaksaan, DPR, dan lain-lain.
Kabar terbaru, setelah sukses kasus Bibit dan Chandra, kini sudah ada isu baru yang digelar di jejaring sosial facebook, yaitu aspirasi terhadap skandal Bank Century. Walaupun baru beberapa jam, pengunjungnya sudah mencapai tujuh ribuan. Targetnya, pengunjung di seputar skandal ini diharapkan bisa menembus angka dua juta orang. Karena skandal ini kemungkinan bisa menyeret nama-nama yang lebih besar dari kasus Bibit dan Chandra.
Inilah mungkin cara yang efisien dan efektif ketika sekat-sekat aspirasi kian menebal. Mulai dari birokrasi yang belum banyak berubah dari era Orde Baru ke Reformasi. Hingga boleh jadi adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap tokoh atau lembaga yang selama ini mereka percaya menjadi jembatan aspirasi mereka yaitu partai politik..
Fenomena ini pula yang akhirnya mengusik keingintahuan kita terhadap institusi yang mestinya paling bertanggung jawab pada urusan yang namanya aspirasi. Apalagi kalau bukan partai yang secara sah telah menerima amanah penyampai dan pejuang aspirasi umat melalui wakil-wakil yang ada di parlemen.
Keingintahuan ini tentu bukan tanpa sebab. Karena untuk kasus Bibit dan Chandra, hampir tak satu pun partai dan wakil mereka di parlemen yang bersuara lantang menghadang kezhaliman ini.
**
Redaksi mengucapkan terima kasih atas komentar pada dialog sebelumnya. Semoga bermanfaat sebagai masukan positif untuk kita semua.
