Eramuslim – Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang jin, tidaklah seorang manusia, dan tidaklah sesuatu pun mendengar seruan adzan seseorang yang mengumandangkannya, melainkan mereka akan bersaksi untuknya pada Hari Kiamat.“
Rasulullah SAW juga bersabda, “Apabila kalian mendengar panggilan adzan, ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muazin (orang yang beradzan).”
Meniru ucapan orang yang beradzan itu disukai dan disubahkan, kecuali ketika muazin mengucapkan, “Hayya ‘ala al-shalah” (Marilah kita tunaikan shalat) dan “Hayya ‘ala al-falah” (Marilah kita menuju kesuksesan).
Ketika muazin mengucapkan kedua kalimat tersebut, orang yang mendengar menjawab, “La hawla wa la quwwata illâ billah” (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Dan, ketika muazin mengucapkan “Qad gamat al-shalah” (Sholat akan segera didirikan), orang yang mendengar mengatakan, “Aqamaha Allah wa adâmaha” (Semoga Allah membuatnya berdiri dan mengekalkannya).
Ketika adzan subuh, muazin mengucapkan, “Al-Shalah khayr min al-nawm” (Sholat lebih baik daripada tidur), orang yang mendengar mengatakan, “Shadaqta wa bararta” (Engkau (muazin) benar dan engkau telah berbuat baik).
Setelah azan selesai, ia membaca doa sesudah adzan berikut ini.
للهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.” (rol)