eramuslim.com – Berpuasa di bulan Ramadan terbukti efektif dalam memperbaiki masalah sakit maag seseorang. Bahkan, banyak pasien yang melaporkan bahwa keluhan maagnya membaik sejak minggu pertama berpuasa.
Ada beberapa alasan mengapa pasien sakit maag bisa membaik saat berpuasa Ramadan, salah satunya adalah karena pola makannya menjadi lebih teratur. Pada saat sahur dan berbuka, pasien mengurangi konsumsi camilan yang tidak sehat pada siang hari. Selain itu, berpuasa juga membantu mengurangi konsumsi rokok dan meningkatkan pengendalian diri.
Secara teori, seharusnya pasien dengan GERD juga akan membaik keluhannya saat berpuasa Ramadan.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah penyakit asam lambung yang saat ini banyak diderita oleh masyarakat modern.
Sebuah hasil penelitian yang dilakukan melalui survei daring mendapatkan, 50 persen responden mengalami GERD sesuai skoring kuisioner GERD (GERD-Q).
Penelitian di populasi juga menunjukkan bahwa Penyakit GERD jumlah kasusnya makin lama makin meningkat di tengah masyarakat.
Penelitian di beberapa Puskesmas di Jakarta mendapatkan angka kejadian GERD berkisar 3 persen. Pasien dengan GERD datang dengan keluhan utama rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn) dan asam lambung yang naik ke atas (regurgitasi).
Hasil penelitian tersebut dilaporkan empat tahun yang lalu oleh Peserta Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia -RSCM, dr Radhiyatam Mardhiyah.
Lewat penelitian berjudul “Pengaruh Puasa Ramadhan terhadap Gejala Klinis Pasien Penyakit GERD”, Radhiyatam mengidentifikasikan berbagai faktor risiko sebagai faktor yang dapat mencetuskan atau memperberat terjadinya GERD.
Antara lain obesitas, kebiasaan merokok, kebiasaan meminum alkohol, konsumsi makanan mengandung coklat, keju dan berlemak, asam, pedas, dan stres.
“GERD menjadi perhatian karena penyakit ini berhubungan dengan penurunan berbagai kualitas hidup pasien yang mengalaminya walau penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian mendadak,” tulisnya.
Memang di awal gejala pasien yang menderita GERD mirip seperti pasien yang sedang mengalami serangan jantung.
Penyakit GERD tidak akan menyebabkan komplikasi pada jantung seperti yang selama ini menjadi kekhawatiran para penderita GERD.
Penelitian yang melibatkan 130 orang pasien GERD tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok pasien dengan GERD yang berpuasa Ramadan dan kelompok GERD tidak berpuasa Ramadan.
Mayoritas subjek penelitian adalah pria dengan median usia di kedua kelompok adalah 53 tahun.
Pasien yang menjadi subjek ini telah dilakukan endoskopi saluran cerna dan sebagian besar memang pasien dengan NERD, yaitu suatu keadaan penyakit GERD yang tidak ditemukan luka pada klep antara kerongkongan dan lambung.
Pemeriksaan pasien dilakukan pada minggu ke-4 Ramadan dan dibandingkan tiga bulan setelah Ramadan.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa pada kelompok pasien yang berpuasa Ramadan terdapat perubahan nilai GERD-Q (suatu parameter untuk menilai ringan buruknya GERD).
“Jumlah pasien yang mengalami perubahan sebanyak 55 pasien atau mencapai 85 persen. Bahkan pada 23 persen perubahan GERD yang terjadi dengan rentang yang cukup besar,” tambahnya.
Beberapa analisa lebih lanjut menemukanfakta bahwa jumlah asupan rokok pasien selama berpuasa Ramadan berkurang dibandingkan saat tidak berpuasa.
Pengaruh selisih waktu antara makan terakhir dengan tidur tidak ditemukan pada kedua kelompok baik pada penderita GERD saat berpuasa dan saat tidak berpuasa.
Begitu pula tidak ada perbedaan antara selisih waktu antara makan terakhir dengan tidur pada kelompok puasa dan tidak puasa.
“Perbedaan perbaikan gejala klinis GERD ini lebih meyakinkan bahwa pasien dengan GERD tetap diperbolehkan untuk tetap berpuasa karena terbukti bahwa puasa Ramadan akan memperbaiki gejala GERDnya,” jelasnya.
Kesimpulannya adalah keluhan GERD yang dirasakan oleh para pasien terasa lebih ringan saat berpuasa dibandingkan pada saat tidak berpuasa. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi angin segar buat para penderita GERD untuk tidak ragu-ragu lagi menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
(Sumber: FIN)