Pertanyaan :
Assalamu’alaikum
Saya menderita pilek terus menerus hanya saja terjadinya pagi hari. Pilek ini ditandai dengan bersin berulang-ulang, diikuti hidung meler parah. Dan ketika waktu beranjak siang, pilek ini reda dengan sendirinya. Makanya saya tidak minum obat, karena jika minum obat efeknya ngantu dan mengganggu kerja. Kemudian saya ke dokter dan diberi tahu bahwa yang saya derita itu namanya Rhinitis.
Saya ingin menanyakan, apakah habbatussauda bisa digunakan untuk meredakan Rhinitis, dan bagaimana cara penggunaannya?
Sdr. Anto P, Solo
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Tentang peran Habbatussauda dalam menanggulangi rhinitis ini sebaiknya kita lihat dahulu penelitian yang sudah dilakukan. Diantaranya:
1.Satu penelitian berjudul “MONTELUKAST VERSUS NIGELLA SATIVA FOR MANAGEMENT OF SEASONAL ALLERGIC RHINITIS: A SINGLE BLIND COMPARATIVE CLINICAL TRIAL” yang dimuat di Pakistan Journal of Medical Sciences Vol 26. No.2 tahun 2010, meneliti perbandingan efek dari Montelukast dan Nigella sativa atau Habbatussauda pada penderita Rhinitis, dan juga efek samping yang ditimbulkan. Hasilnya, baik Montelukast dan Habbatussauda mampu mengendalikan gejala Rhinitis, hanya saja Habbatussauda lebih unggul karena efek samping yang ditimbulkan minimal.
Dari 23 pasien Rhinitis yang menerima terapi Habbatussauda menggunakan ekstrak dosis 250 mg, hanya satu orang saja yang mengeluhkan efek tidur terganggu dan rasa lemah siang hari. Sedangkan dari 24 pasien rhinitis yang menerima terapi montelukast, yang mangalami efek samping sakit kepala 9 orang, insomnia 2 orang, gejala bingung 7 orang, rasa terbakar di perut 5 orang, gangguan BAB 2 orang dan lemah di siang hari 8 orang.
2. Penelitian dengan judul: “Cetirizine and Nigella Sativa: Comparison of Conventional and Herbal Option for Treatment of Seasonal Allergic Rhinitis” yang dimuat di Pakistan Journal of Medical Research Vol.64, No.3 tahun 2007, membandingkan daya kerja dari Habbatussauda dan obat Antihistamin generasi kedua Cetirizine.
Kedua bahan terapi diuji dengan menilai score masing-masing bahan dalam mengendalikan gejala Rhinitis yang muncul pada pasien. Pasien Rhinitis yang diberi terapi dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok satu berjumlah 20 orang menerima terapi Cetirizine, sedangkan kelompok 2 berjumlah 20 orang menerima terapi ekstrak Habbatussauda 250 mg, dimana pemberian terapi dilakukan selama 14 hari.
Setelah 14 hari didapatkan hasil, bahwa baik Habbatussauda maupun Cetirizine mampu mengurangi gejala Rhinitis yang timbul, dimana aksi Habbatussauda memiliki nilai yang lebih baik dibanding Cetirizine. Bukan hanya kemampuan mengurangi gejala Rhinitisnya yang lebih unggul, namun Habbatussauda juga memiliki efek samping yang lebih minimal dibanding dengan Certrizine. Sehingga dilihat dari score atau nilai dalam hal kemampuan mengurangi gejala Rhinitis dan juga efek samping yang lebih sedikit, Habbatussauda lebih unggul dan menjadi piliha untuk meredakan gejala Rhinitis karena alergi.
3. Penelitian lain yang berjudul “Herbal Treatment of Alergic Rhinitis” yang dimuat di American Journal of Otolaryngology – Head and Neck Medicine and Surgery, Volume 32, Issue 5 , Pages 402-407, September 2011 , memaparkan efek penggunaan minyak Habbatussauda dalam meredakan gejala Rhinitis alergi.
Penelitian dilakukan kepada 66 pasien Rhinitis yang kemudian dilakukan analisa kepada pasien yang diberi minyak Habbatussauda selama 30 hari. Hasilnya dinilai dan dinyatakan bahwa Habbatussauda mampu meredakan gejala-gejala seperti mukosa hidung tersumbat, hidung gatal, pilek, serangan bersin, hipertrofi konka, dan mukosa pucat mulai minggu kedua konsumsi minyak Habbatussauda.
4. Selain efek ekstrak dan minyak habbatussauda, diteliti juga efek konsumsi biji Habbatussauda terhadap Rhinitis alergi. Judul riset tersebut adalah: “Potential Adjuvant Effects of Nigella sativa Seeds to Improve Specific Immunotherapy in Allergic Rhinitis Patients” yag dimuat di jurnal Medical Principles and Practice tahun 2010.
Pada penelitia ini diuji efek Habbatussauda yang dikombinasikan dengan terapi imunospesifik terhadap penderita Rhinitis alergi, dibandingkan dengan yang hanya menerima terapi imunospesifik saja. Dosis biji habbatussauda yang dipakai adalah 2 gram per hari. Setelah konsumsi selama satu bulan dinilai kondisinya. Dan ternyata dengan pemberian biji Habbatussauda tersebut memberikan hasil yang sangat berbeda secara signifikan, dimana perbedaan tersebut menguntung pasien. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, rekomendasi agar habbatussauda dijadikan terapi adjuvant dalam kasus Rhinitis alergi dimana penggunaannya memberikan pengaruh positif bagi penderita Rhinitis alergi.
Penggunaan Praktis : Untuk maintenance dalam keadaan normal, konsumsi rutin habbatussauda 2 gram sehari, yakni 2 kapsul @ 500 mg pagi dan 2 kapsul @ 500 mg sore. Jika gejala menghebat bisa ditambahkan terapi hirupan minyak Habbatussauda. Untuk memberikan efek yang cepat, campurkan setengah sendok makan rumahan minyak Habbatussauda ke dalam minuman panas. Hirup uapnya kuat-kuat, lalu setelah airnya dingin diminum sampai habis.
TEAM HABBAT’S INSTITUTE
Untuk yang membutuhkan kapsul serbuk habbatussauda dan juga minyak Habbatussauda kualitas premium, bisa digunakan Produk PT Habbatussauda International :
- HABBAT’S KAPSUL
- HABBAT’S BLACKSEED OIL
Untuk mendapatkan Habbat’s Kapsul dan Habbat’s Blackseed Oil, anda dapat menghubungi kontak person kami:
- 0878 2855 2870 (Denny)
- 0812 2000 9444 (Ramdan)
Untuk wilayah Jabodetabek pemesanan dan pertanyaan tentang produk bisa kepada :
- 0812 8380 1892 (Taufik)
- 0812 1041 7729 (Boby)
Konsultasi gratis dengan team Habbats Institute :
- konsultasi.[email protected]
- [email protected] (dr. Insan Agung N)