Assalamualaikum,
Saya seorang ibu yg sedang mengandung anak kedua usia kandungan saya 3 bulan, ketika usia kandungan saya 2 bulan, saya mengikuti medical check up dan hasilnya membuat saya syock karena menurut dokter, saya mengidap flek paru dimana flek paru = TB, dan perlu pengobatan minimal 9 bulan. Yang ingin saya tanyakan adalah :
1) Apakah benar Flek paru = TB ?
2) Bagaimana / Apa penyebab Flek paru / TB selain tertular dari penderita TB ? , saya pernah melihat iklan pemberantasan TB dimana gejalanya adalah batuk berdahak selama 2 minggu, saya tidak pernah mengalami hal itu jadi bagaimana saya bisa terkena TB ?
3) Bagaimana penularan TB ? dan apa yang harus kita lakukan agar tidak tertular TB ?
4) Menurut dokter pengobatan TB selama 9 bulan tidak membahayakan janin sama sekali malah kalau tidak di obati, maka janin akan tertular dari si ibu. Tp saya tetap khawatir dengan tumbuh kembang janin saya, adakah solusi lain selain obat yg berupa ramuan herbal / tradisional ?
5) Karena saya baru medical checkup sebulan yg lalu, saya pun menjadi khawatir kalau2 anak pertama saya tertular pula, karena saya perhatikan telapak tangannya selalu berkeringat. Bahayakah jika anak usia kurang dari 1 tahun di rontgen paru ?
Terima Kasih atas penjelasan dan solusinya.
Wassalamualaikum.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Tb Paru merupakan jenis penyakit infeksi menular yang disebabkan karena kuman Mycobacterium Tuberkulosa, yang ditularkan melalui udara dari penderita saat batuk atau bersin.
Kuman ini berbentuk batang, dan tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga disebut Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant (tertidur lama) sampai beberapa tahun.
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif (dari hasil pemeriksaan dahak didapatkan kuman Tbc). Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan.
Tanpa pengobatan, setelah lima tahun, 50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25 % sebagai kasus Kronik yang tetap menular (WHO 1996).
Gejala Tbc Paru
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih, dahak bercampur darah. batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
Penyakit Tbc paru sering disebut flek paru, meskipun sebenarnya penyebutan ini kurang tepat, karena flek paru merupakan gambaran bercak (flek) pada pemeriksaan rongsen yang bisa juga disebabkan karena penyakit lain.
Untuk menegakkan penyakit ini pada orang dewasa dapat dilakukan dengan menemukan kuman BTA pada pemeriksaan dahak dengan menggunakan mikroskop dan ditunjang dengan pemeriksaan rongsen paru.
Pengobatan Tbc memang membutuhkan waktu yang cukup lama, antara 6 – 9 bulan bahkan bisa lebih. Pengobatan dengan menggunakan beberapa jenis obat anti tuberculosis. Ibu hamil tetap harus diberikan terapi dengan obat TBC dengan dosis efektif terendah. Obat TBC yang diminum oleh ibu dapat melewati plasenta dan masuk ke janin dan berdasarkan beberapa kepustakaan disebutkan tidak memberikan efek yang terlampau berbahaya, akan tetapi pemantauan ketat pada perkembangan janin harus tetap dilakukan. Setelah bayi dilahirkan dapat dipisahkan terlebih dahulu dari ibu selama TBC masih aktif.
Saat ini memang sudah ada beberapa ramuan dari herbal untuk mengatasi penyakit ini, tetapi penggunaannya untuk ibu hamil tidak dianjurkan, karena belum diketahui keamananya pada janin.
Agar kita terhindar dari penyakit ini, maka pola hidup sehat adalah kuncinya, karena kita tidak tahu kapan kita bisa terpapar dengan kuman TBC. Dengan pola hidup sehat maka daya tahan tubuh kita diharapkan cukup untuk memberikan perlindungan, sehingga walaupun kita terpapar dengan kuman Tbc tidak akan timbul gejala. Pola hidup sehat adalah dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup kita, rumah harus mendapatkan sinar matahari yang cukup (tidak lembab). Selain itu hindari terkena percikan batuk dari penderita Tbc paru. Atau kita harus menutup mulut dan hidung saat bersin dan batuk.
Jika memang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa penyakit, maka rongsen bisa dilakukan pada anak, karena lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan kerugiannya dan insyaalloh hal ini tidak berdampak buruk. Terimakasaih
Wassalam.