Ada sebuah kisah yang terjadi pada bulan Juli 1809. Ketika itu Marshall Hermann Wilhelm Daendels berkunjung ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dalam salah satu jamuan penyambutan, diperlihatkan atraksi dari Bregada Langen Kesuma dan dia terkagum-kagum melihat atraksi pasukan khusus perempuan ini. Sejarawan Carey mengatakan jika Langen Kesuma merupakan satu-satunya kesatuan militer pribumi yang mampu membuat Daendels berdecak kagum ketika melihatnya.
Selain Daendels, J. Greeve bersama Residen Surakarta Hartsinch juga pernah menyaksikan Bregada Langen Kesuma ini. Mereka disambut dengan salvo senapan dan meriam yang dipergilirkan dengan amat sempurna.
Markas dari kesatuan istimewa ini berada di Pesanggrahan Madyaketawang. Lapangan latihan menembak bagi pasukan ini berada di alun-alun Pungkuran, di selatan kraton. Serat Rerenggan Karaton, Pupuh XXII, Sinom, menyebutkan:
“Sanggrahan Madya Ketawang, lamun miyos Sri Bupati, pratameng Langenkusuma, lir priya praboting jurit, tinonton saking tebih, saengga priya satuhu, samya munggeng turangga, myang yen gladhi neng praja di, angreh kuda neng ngalun-alun pungkuran.”
Artinya lebih kurang sebagai: “Di Pesanggrahan Madyaketawang, dan datanglah Sri Bupati (maksudnya Sri Sultan) untuk menyaksikan mereka, seorang perempuan yang menjadi pemimpin pasukan Langen Kesuma, penampilannya mirip prajurit lelaki, dilihat dari jauh, tampak seperti prajurit laki-laki sungguhan, semua naik kuda, menuju tempat latihan di ibukota, yaitu di Alun-alun Pungkuran.”